Geng 400 Mawozo Dituduh Menculik Misionaris AS

Penculikan terhadap 17 misionaris yang terjadi di Haiti diduga didalangi oleh geng 400 Mawozo, sebelumnya, geng tersebut telah menculik pendeta Katolik dan meminta uang tebusan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 14:55 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 14:55 WIB
Christian Aid Ministries di Berlin, Ohio terlihat pada hari Minggu, 17 Oktober 2021. Sekelompok 17 misionaris termasuk anak-anak telah diculik oleh sebuah geng di Haiti (AP Photo)
Christian Aid Ministries di Berlin, Ohio terlihat pada hari Minggu, 17 Oktober 2021. Sekelompok 17 misionaris termasuk anak-anak telah diculik oleh sebuah geng di Haiti (AP Photo)

Liputan6.com, Port-au-Prince - Geng terkenal menjadi dalang di balik insiden penculikan sekelompok misionaris Amerika Utara di dekat ibu kota Haiti, Port-au-Prince, kata para pejabat. Lima pria, tujuh perempuan, serta lima anak-anak diculik pada Sabtu 16 Oktober saat mereka kembali dari kunjungan ke panti asuhan.

Dilansir dair laman BBC, Senin (18/10/2021), para pejabat mengatakan mereka ditahan oleh geng 400 Mawozo – yang juga disalahkan atas penculikan pendeta Katolik pada bulan April.

Haiti merupakan salah satu kota dengan tingkat penculikan tertinggu di dunia.

Terutama semakin buruk tahun ini. Lebih dari 600 penculikan tercatat dalam tiga kuartal pertama tahun 2021, dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, yakni 231 penculikan, menurut kelompok masyarakat sipil setempat.

Kenaikan angka penculikan terjadi setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada bulan Juli, ketika faksi-faksi yang bersaing berjuang untuk mendapatkan kendali atas negara itu dalam menghadapi pasukan polisi yang kesulitan.

Gereja Katolik sebelumnya menggambarkan situasi tersebut sebagai "turun ke neraka", dengan geng-geng yang membawa orang-orang dari semua lapisan masyarakat, baik lokal maupun asing.

Menurut Gedeon Jean, direktur Pusat Analisis dan Penelitian Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Port-au-Prince, sebagian besar penculikan dilakukan oleh Mawozo.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Geng Biasanya Meminta Uang Tebusan

Ilustrasi uang.
Ilustrasi uang. (dok. Brett_Hondow/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Inspektur polisi Haiti, Frantz Champagne, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa diperkirakan geng itu juga berada di balik penculikan kelompok misionaris pada hari Sabtu - 16 warga AS dan 1 orang Kanada.

Para misionaris - yang telah melakukan perjalanan ke negara itu dengan Christian Aid Ministries yang berbasis di Ohio - ditangkap tak lama setelah meninggalkan kota Croix-des-Bouquets, sebuah daerah yang dikendalikan oleh geng.

The Washington Post melaporkan salah satu dari misionaris yang diculik mengunggap pesan pesan Whatsapp untuk meminta bantuan.

"Tolong doakan kami!! Kami disandera, mereka menculik sopir kami. Berdoa, berdoa. Kami tidak tahu ke mana mereka membawa kami," unggahnya.

Geng 400 Mawozo biasanya menuntut uang tebusan. Pada bulan April, ia menuntut $ 1 juta (14 miliar rupiah) agar pendeta Katolik dapat dikembalikan dengan selamat.

Tidak jelas apakah tuntutan serupa dibuat untuk mengembalikan para misionaris.

Christian Aid Ministries, yang mendukung warga Haiti sebagian besar melalui sumbangan dan menyediakan tempat tinggal, makanan dan pakaian untuk anak-anak dan membantu mendanai pendidikan mereka, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa "berdoa bagi mereka yang disandera, para penculik, dan keluarga, teman, dan gereja dari mereka yang terkena dampak".

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya