Gara-gara Kehabisan Kertas, Sri Lanka Tunda Ujian Sekolah

Sri Lanka menghadapi krisis keuangan terburuknya sejak kemerdekaan pada 1948. Ujian sekolah bahkan terpaksa dibatalkan akibat tak bisa beli kertas cetak.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Mar 2022, 18:55 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2022, 18:55 WIB
Ilustrasi pena dan kertas
Ilustrasi Sri Lanka kehabisan kertas dan tak bisa beli akibat krisis ekonomi. (Gambar oleh Pexels dari Pixabay)

Liputan6.com, Kolombo - Sri Lanka membatalkan ujian bagi jutaan siswa sekolah karena negara itu kehabisan kertas cetak akibat Kolombo kekurangan dolar untuk membiayai impor, kata para pejabat Sabtu 19 Maret 2022.

Otoritas pendidikan mengatakan ujian semester, yang dijadwalkan seminggu dari Senin 21 Maret 2022, ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan kertas akut saat Sri Lanka menghadapi krisis keuangan terburuknya sejak kemerdekaan pada 1948.

“Kepala sekolah tidak dapat mengadakan tes karena pencetak tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan,” kata departemen Pendidikan Provinsi Barat seperti dikutip dari AFP, Minggu (20/3/2022).

Sumber resmi mengatakan langkah itu dapat secara efektif menahan tes untuk sekitar dua pertiga dari 4,5 juta siswa negara itu.

Ujian sekolah atau tes semester yang terdampak adalah bagian dari proses penilaian berkelanjutan untuk memutuskan apakah siswa dipromosikan ke kelas berikutnya pada akhir tahun.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Krisis Ekonomi

Ilustrasi Bendera Sri Lanka (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Bendera Sri Lanka (iStockphoto via Google Images)

Krisis ekonomi yang melemahkan disebabkan oleh kekurangan cadangan devisa untuk membiayai impor penting, telah membuat Sri Lanka kehabisan makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Negara Asia Selatan yang kekurangan uang berpenduduk 22 juta mengumumkan minggu ini bahwa mereka akan mencari dana talangan IMF, untuk menyelesaikan krisis utang luar negeri yang memburuk dan menopang cadangan eksternal.

Dana Moneter Internasional pada hari Jumat mengkonfirmasi sedang mempertimbangkan permintaan mengejutkan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada hari Rabu untuk membahas bailout.

Sekitar $6,9 miliar utang Kolombo perlu dilunasi tahun ini tetapi cadangan mata uang asingnya mencapai sekitar $2,3 miliar pada akhir Februari.

Antrean panjang telah terbentuk di seluruh negeri untuk bahan makanan dan minyak dengan pemerintah merencanakan pemadaman listrik bergilir dan penjatahan susu bubuk, gula, lentil dan beras.

Sri Lanka awal tahun ini meminta China, salah satu kreditur utamanya, untuk membantu menunda pembayaran utang tetapi belum ada tanggapan resmi dari Beijing.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya