Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pada Kamis (5 Mei) bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta maaf atas komentar menteri luar negerinya yang mengklaim bahwa Adolf Hitler berasal dari Yahudi.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Jumat (6/5/2022)Putin juga mengatakan kepada Bennett dalam sebuah panggilan telepon bahwa Rusia akan mengizinkan jalur sipil dari pabrik baja Azovstal yang terkepung di pelabuhan Mariupol Ukraina melalui koridor kemanusiaan yang ditangani oleh PBB dan Palang Merah.
Baca Juga
Kantor Bennett mengatakan perdana menteri Israel telah meminta jalan sipil dari pabrik baja setelah percakapan sebelumnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Advertisement
Israel mengecam Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov minggu ini karena mengatakan Adolf Hitler memiliki akar Yahudi, menggambarkan pernyataan itu sebagai kebohongan "tak termaafkan" yang merendahkan kengerian Holocaust Nazi.
Lavrov membuat komentar pada hari Minggu ketika ditanya mengapa Rusia mengatakan perlu "mendenazifikasi" Ukraina jika Zelenskyy sendiri adalah orang Yahudi.
"Ketika mereka mengatakan 'Nazifikasi macam apa ini jika kita adalah orang Yahudi', saya pikir Hitler juga memiliki asal-usul Yahudi, jadi itu tidak berarti apa-apa," kata Lavrov kepada saluran Rete 4 Italia, berbicara melalui penerjemah Italia.
Setelah panggilan telepon dengan Putin, Bennett mengatakan dia telah menerima permintaan maaf itu dan berterima kasih kepada pemimpin Rusia itu karena "mengklarifikasi rasa hormatnya terhadap orang-orang Yahudi dan kenangan akan Holocaust".
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Israel Jadi Perantara
Israel, yang telah berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan Kyiv dan Moskow, telah bertindak sebagai perantara, meskipun seorang pejabat Israel mengatakan Bennett telah menangguhkan upaya tersebut pada akhir Maret untuk menangani serentetan serangan jalanan Arab di Israel.
Panggilan telepon terakhir dengan Putin dan Zelenskyy menunjukkan bahwa Israel mungkin akan melanjutkan upaya mediasi.
Ucapan Soal Hitler
Salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina adalah untuk "denazifikasi" di negara tersebut. Rusia menuduh pemerintah Ukraina sebagai simpatisan Nazi yang notabene anti-Yahudi.
Namun, retorika Rusia justru malah dikecam oleh negara Yahudi: Israel.
Penyebabnya adalah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang menyebut pemimpin Nazi, Adolf Hitler, memiliki darah Yahudi. Ucapan itu dilontarkan Lavrov ketika menjelaskan program denazifikasi, meski Ukraina punya populasi Yahudi. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga orang Yahudi.
"Jadi ketika mereka bilang, 'Bagaimana Nazifikasi ada kalau kami orang Yahudi,' dalam opini saya, Hitler juga punya keturunan Yahudi, jadi itu tak berarti apa-apa. Selama ini kita telah mendengar dari orang-orang Yahudi bahwa anti-semit terbesar adalah orang Yahudi," ujar Lavrov, dikutip The Times of Israel, Selasa (3/5/2022).
Hitler yang mempunyai darah Yahudi disebut sebagai teori konspirasi yang telah dibantah para sejarawan.
Advertisement
Posisi Israel
Selama invasi Rusia, Israel masih berusaha ada di posisi tengah-tengah, namun ucapan Lavrov memicu reaksi keras dari Israel.
"Tujuan dari kebohongan tersebut adalah untuk menyalahkan orang-orang Yahudi untuk kejahatan terburuk dalam sejarah terhadap diri mereka (orang Yahudi), sehingga membebaskan tanggung jawab para penindas Israel," ujar Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Pejabat tinggi pemerintah Israel turut berbondong-bondong mengecam Rusia. Presiden Israel Yair Lapid berkata Israel berusaha memiliki hubungan baik dengan Rusia, namun ada batasnya. Komentar Lavrov disebut "tak termaafkan".
"Kami membuat setiap usaha untuk menjaga relasi-relasi yang baik dengan Rusia, tetapi ada batasnya, dan kali ini batasnya telah dilewati. Pemerintah Rusia harus minta maaf kepada kami dan masyarakat Yahudi," ujarnya.
Pihak Kedutaan Besar Rusia di Israel telah dipanggil untuk memberikan klarifikasi, namun pihak kedubes enggan memberikan komentar.
Rusia Tuduh Ukraina Serang Warga Sendiri di Wilayah Kherson
Serangan artileri Ukraina menewaskan dan melukai warga sipil sendiri di wilayah Kherson, kata Rusia pada Minggu.
Kementerian Pertahanan Rusia menuduh pasukan Ukraina menggempur sekolah, taman kanak-kanak dan permakaman di desa Kyselivka dan Shyroka Balka di Kherson, kata kantor berita Rusia RIA, Minggu 1 Mei 2022.
Kemhan Rusia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut dan belum ada tanggapan dari Ukraina tentang laporan itu, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (1/5).
Moskow telah mengalihkan fokus ke wilayah selatan dan timur Ukraina setelah gagal merebut ibu kota Kiev dalam agresi militer yang sudah berlangsung sembilan pekan itu.
Selama invasi di Ukraina, Rusia telah menghancurkan kota-kota, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa lebih dari lima juta orang mengungsi ke luar negeri.
Pasukan Rusia telah merebut kota Kherson, hanya 100 km utara Krimea yang dicaplok pada 2014, dan sebagian besar Mariupol, kota pelabuhan strategis di Laut Azov.
Advertisement