Kecelakaan Bus di Nikaragua Tewaskan 13 Migran Venezuela

16 orang tewas akibat kecelakaan bus Nikaragua. Sebanyak 13 orang di antaranya adalah migran. Sementara puluhan lainnya terluka.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Jul 2022, 12:36 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2022, 12:36 WIB
Puluhan Penumpang  Tewas Akibat Kecelakaan Bus di Nikaragua
Sebuah bus terlihat setelah jatuh di jalan raya Pan-Amerika di Condega, Nikaragua (28/7/2022). Polisi melaporkan pada Kamis (28/7) Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya di Nikaragua utara menyebabkan 16 orang tewas, termasuk 13 orang Venezuela, mungkin migran, selain 47 terluka. (AFP Photo/ Oswaldo Rivas)

Liputan6.com, Condega - Kecelakaan bus terjadi di Nikaragua utara. Peristiwa itu mengakibatkan 16 orang tewas. 13 di antaranya sudah teridentifikasi sebagai migran dari Venezuela.

Menurut laporan Havana Times, Jumat (29/7/2022), para migran Venezuela itu berusaha menuju perbatasan Nikaragua untuk selanjutnya pergi Amerika Serikat. Sopir bus dan asistennya selamat dalam insiden ini. 

Pakar kecelakaan lalu lintas menyebut sopir bernama Alfredo Antonio Palma (46) mengendarai bus dengan kecepatan tinggi. Kendaraan lantas mengalami tabrakan dengan dua mobil. 

Pengemudi lantas kehilangan kendali atas kendaraannya dan busnya masuk jurang. Korban yang tewas ada yang masih berusia 20 tahun, 26 tahun, hingga 45 tahun. Jenazah para korban telah dibawa ke Institute of Legal Medicine di ibu kota Nikaragua: Managua.

Penyebab kematian dalam kecelakaan bus Nikaragua itu adalah trauma yang parah di kepala, serta politrauma. Sementara, 47 orang lainnya dilaporkan selamat. 

Seorang saksi mata menyebut bus tampak seperti tidak mengerem menjelang kecelakaan. Bus bahkan nyaris menabrak pejalan kaki yang memberikan sinyal untuk berhenti. Namun, saksi berkata pengemudi bus tidak menyadari bahwa jalan sedang dalam perbaikan. Alhasil, ia menabrak kendaraan yang terparkir untuk menunggu giliran lewat.

Dalam beberapa bulan terakhir, Nikaragua telah menjadi lokasi yang dituju para migran dari Amerika Selatan dan Kuba yang ingin datang ke AS secara ilegal. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Evakuasi

Puluhan Penumpang  Tewas Akibat Kecelakaan Bus di Nikaragua
Sebuah bus terlihat setelah jatuh di jalan raya Pan-Amerika di Condega, Nikaragua (28/7/2022). Polisi melaporkan pada Kamis (28/7) Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya di Nikaragua utara menyebabkan 16 orang tewas, termasuk 13 orang Venezuela, mungkin migran, selain 47 terluka. (AFP Photo/ Oswaldo Rivas)

Mengutip Anadolu Agency, bus tersebut sedang melakukan perjalanan dari Managua ke perbatasan yang menghubungkan Nikaragua dengan Honduras ketika jatuh ke lereng berbahaya yang dikenal sebagai "La Cucamonga."

"Sopir bus ditahan sampai penyelidikan selesai," kata pihak berwenang.

Dalam video yang diterbitkan oleh media lokal, warga dan petugas pemadam kebakaran terlihat berusaha memindahkan bus yang terbalik.

"Polisi Nasional menyatakan solidaritasnya dengan keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam kecelakaan serius ini, dan meminta pengemudi untuk menghormati aturan keselamatan jalan," demikian menurut pernyataan kepolisian setempat.

Kecelakaan itu adalah yang terbaru dari serangkaian kecelakaan mematikan di rute tersebut, yang merupakan bagian dari jalur para migran yang berusaha mencapai Amerika Utara. Jalan Raya Pan-Amerika adalah jalan utama yang menghubungkan perbatasan Nikaragua dengan wilayah lainnya.

Havana Times menyebut warga setempat ikut membantu para korban dengan memberikan makanan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Kasus Kecelakaan di Kenya

Kecelakaan Bus di Kenya
Bangkai bus yang jatuh ke jembatan Nithi pada hari Minggu, di kabupaten Tharaka Nithi, Kenya, Senin (25/7/2022). Data dari Biro Statistik Nasional Kenya menunjukkan pada tahun 2021 lalu 4.579 orang tewas akibat kecelakaan. Naik 15 persen dibanding tahun sebelumnya. (AP Photo/Dennis Dibondo)

Sebelumnya, mengutip Al Jazeera, Senin  26 Juli 2022, sebanyak 34 orang tewas di Kenya tengah akibat bus penumpang yang mereka naiki banting setir dari jembatan yang sedang dilintasi bus dan jatuh ke dalam lembah sungai.

Sementara itu, surat kabar The Daily Nation dan The Standard melaporkan bahwa kecelakaan naas itu tepat terjadi pada Minggu malam di Distrik Tharaka Nithi, Kenya Tengah.

Bus yang disebutkan milik perusahaan Modern Coast itu melakukan perjalanan dari Meru ke salah satu kota pelabuhan, yaitu Mombasa tiba-tiba terbanting dari Jembatan Nithi. Lalu jatuh ke lembah sejauh 40 meter di bawah, atau dari atas jembatan tersebut.

The Nation mengutip Komisaris Tharaka Nithi County Nobert Komora menyebut bahwa penyelidikan awal terjadinya kecelakaan naas ini menemukan indikasi bahawa rem bus mungkin blong. Sehingga membuat pengemudinya memilih untuk banting setir tepat berada di tikungan tajam di atas jembatan yang menjadi tempat kejadian kecelakaan naa tersebut.

Otoritas Transportasi dan Keselamatan Nasional Kenya dan  Otoritas regulasi transportasi Kenya, telah memerintahkan semua bus milik Modern Coast untuk ditangguhkan operasionalnya, kebijakan tersebut merupakan rangkaian proses sanksi sambil menunggu penyelidikan atas kecelakaan itu.

Kecelakaan Bus Terjadi di India, 25 Orang Meninggal

Memeriksa Nomor Trayek dan Jurusan
Ilustrasi Bus Credit: pexels.com/Hobi

Selain itu, kecelakaan bus juga terjadi pada Minggu 5 Juni 2022 di India utara naik. Korban tewas menjadi 25 orang, menurut kantor berita swasta Asian News International (ANI).

Kepala Menteri negara bagian Uttarakhand Pushkar Singh Dhami mengkonfirmasi jumlah korban baru, ANI melaporkan.

Dilansir dari laman Xinhua, Senin (6/6), bus yang membawa sekitar 30 penumpang jatuh ke jurang yang dalam di negara bagian berbukit utara. Para korban sedang dalam perjalanan ziarah ketika kecelakaan itu terjadi.

Lima orang terluka dalam kecelakaan itu dirawat di rumah sakit setempat.

Kecelakaan lalu lintas kerap terjadi di India.

Pada tahun 2021, Menteri India untuk transportasi jalan dan jalan raya Nitin Gadkari mengatakan, tahun lalu jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas lebih banyak dibanding korban meninggal karena Covid-19.

Pernyataan tersebut disampaikan Gadkari di majelis rendah parlemen India pada Question Hour di Lok Sabha.

Menurut laporan Bank Dunia baru-baru ini, India juga menyumbang jumlah kecelakaan jalan raya tertinggi secara global, dengan 150.000 orang meninggal dan lebih dari 450.000 lumpuh setiap tahun dalam kecelakaan dengan kerugian sebesar 3,14 persen dari PDB.

"Pemerintah kita serius untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas. Dalam satu tahun terakhir, 150.000 orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas, yang berarti lebih banyak dibandingkan 146.000 kematian akibat COVID-19," jelasnya pada pihak Ndtv.com.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya