Liputan6.com, Tokyo - Seseorang dari Jepang baru-baru ini mengungkapkan pengalaman mendaki puncak Gunung Fuji yang tak biasa.
"Saya melakukan perjalanan hiking kemarin (20 Agustus) dan seseorang memesan Domino's Pizza," tulis akun @fatmanairsoft di Twitter seperti dikutip dari World of Buzz, Jumat (26/8/2022).
Baca Juga
Kurir pengiriman terlihat di foto terlampir, membawa tas ransel berisi pizza.
Advertisement
Karena penasaran, pemilik akun @fatmanairsoft mulai mencari kurir di YAMAP. Tanpa diduga, ia menemukan pengirim barang dari situs web.
Pada pukul 07.38 pagi, tampaknya petugas pengantaran menerima pesanan pizza dan mulai mendaki. Setelah 5 jam mendaki, dia berhasil mencapai puncak dan menyerahkan pizza di ketinggian 3.776 meter.
Pizza itu berharga $3.776 yen atau sekitar Rp 408.090, tetapi biaya pengirimannya yang mengejutkan yakni $40.000 yen berkisar Rp 4,3 juta.
Sejumlah pendaki gunung di Jepang itu merasa simpati kepada kurir tersebut.
Jika Anda adalah petugas pengiriman, apakah Anda akan mengambil pekerjaan itu?
Â
Viral di Twitter, dan Bukan yang Pertama
Mengutip Thaiger, berkat postingan pada hari Minggu dari pengguna Twitter @fatmanairsoft yang beris kurir Domino's Pizza di Gunung Fuji dengan tulisan, "Saya mendaki Gunung Fuji kemarin, dan seseorang memesan pizza," unggahan itu viral.
Hebatnya, balasan twit tersebut mengungkapkan bahwa ini bukan pertama kalinya kurir pengiriman Jepang melakukan pengiriman ke puncak gunung tersebut.
Sebuah thread pengguna Twitter bergabung dalam percakapan, memposting foto-foto lebih banyak staf Domino's Pizza, seorang driver Uber Eats, dan seorang driver Demae Can - setara dengan Grab di Jepang - yang juga mendaki gunung.
Advertisement
Menjadi Tren di Jepang
Memesan pengiriman ke puncak Gunung Fuji tampaknya telah menjadi tren di Jepang.
Tak heran jika para pendaki merasa lapar setelah lima hingga tujuh jam mendaki Jalur Yoshida, Gunung Fuji.
Namun harus diakui, sepertinya sedikit tidak adil untuk para staf pengantar makanan tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa para driver menerima pekerjaan ini? Apakah karena uang, dorongan pribadi untuk memberikan layanan pelanggan yang luar biasa, atau sekadar kecintaan pada alam bebas? Atau, apakah mereka harus melakukannya?