Jokowi Tiba di GWK Pakai Pakaian Adat Bali Untuk Makan Malam Bersama Pemimpin Negara G20

Presiden RI Joko Widodo baru saja tiba di area Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana untuk melangsungkan makan bersama kepala negara anggota G20 dan tamu undangan lainnya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Nov 2022, 18:40 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 17:59 WIB
Presiden RI Joko Widodo baru saja tiba di area  Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana untuk melangsungkan makan bersama kepala negara anggota G20 dan tamu undangan lainnya (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Presiden RI Joko Widodo baru saja tiba di area Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana untuk melangsungkan makan bersama kepala negara anggota G20 dan tamu undangan lainnya (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Nusa Dua - Presiden RI Joko Widodo baru saja tiba di Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bali untuk melangsungkan makan bersama kepala negara anggota G20 dan tamu undangan lainnya.

Dari pantauan Liputan6.com di Media Center KTT G20, terlihat presiden Jokowi datang bersama ibu Iriana. Keduanya serasi mengenakan pakaian adat Bali. Dilengkapi dengan sejumlah aksesoris menonjol lainnya seperti ikat kepala dan keris yang terpasang di punggungnya.

Kedatangan Jokowi ini kemudian akan disusul oleh kepala negara G20 dan tamu undangan lainnya.

Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana sudah ditutup bagi umum dan arus lalu lintas di sekitar wilayah tersebut, juga diperketat keamanannya.

Sebelumnya, pada sesi kedua pertemuan pemimpin G20, Presiden RI Joko Widodo menyebut dunia semakin pulih dari Pandemi COVID-19.

"Dunia kita semakin pulih dari pandemi COVID-19. Namun, kita tidak boleh lengah, darurat kesehatan berikutnya dapat muncul kapan saja. Kali ini dunia harus lebih siap. Kesiapsiagaan akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita," kata Jokowi dalam KTT G20 sesi kedua di hari pertama, Selasa (15/11/2022).

"G20 harus mengambil langkah nyata dan segera. Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Kita perlu WHO yang lebih kuat dan bertaring. Solidaritas dan keadilan harus jadi roh arsitektur kesehatan global."

 

Pandemic Fund

Pembukaan KTT G20 Indonesia di Bali
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi (tengah)berbicara selama pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 hari pertama di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Kepala negara diketahui duduk di bagian depan sebuah ruangan dengan meja yang disusun bundar. (AP Photo/Dita Alangkara, Pool)

Jokowi mengatakan, G20 telah berhasil membentuk pandemic fund. Ini harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal.

“Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indonesia telah berikan komitmen 50 juta dolar,” kata Jokowi.

“G20 juga harus ikut mengawal proses pembentukan Traktat Pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan global.”

“Kedua, negara berkembang harus diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan. Negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.”

Jokowi menyebut, ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas. Selain itu, TRIPS Waiver harus diperluas pada semua solusi kesehatan termasuk diagnostik dan terapeutik.

“WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hubs dan spokes solusi kesehatan.”

G20 Siap Hadapi Pandemi, Jokowi: Kita Perlu WHO yang Bertaring

Salam Hangat Presiden Jokowi untuk Pemimpin Dunia di KTT G20
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyapa Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi yang menyambutnya pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022) pagi. Selain bersalaman, Jokowi dan para pemimpin itu melakukan sesi foto bersama. (Kevin Lamarque/Pool via AP)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti anggota G20 untuk bersiap mengahadapi potensi pandemi kedepannya. Ini disampaikan dalam forum kedua Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20.

Jokowi mengingatkan kalau pandemi bisa datang kapan pun. Maka, salah satu hal konkret yang dibentuk adalah Pandemic Fund.

"Para pemimpin G20, dunia kita semakin pulih dari pandemi covid-19, namun kita tidak boleh lengah, darurat kesehatan berikutnya dapat muncul kapan saja. Kali ini dunia harus lebih siap, kesiapsiagaan kita akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita," kata dia dalam Forum KTT G20, Selasa (15/11/2022).

"G20 harus mengambil langkah-langkah nyata dan segera," kata dia.

Kepala negara ini menekankan kalau salah satu upaya yang harus dilakukan adalah memperkuat organisasi kesehatan dunia atau WHO. Harapannya, hal ini bisa jadi landasan dalam menangani krisis kesehatan kedepan.

"Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Kita perlu WHO yang lebih kuat dan bertaring. Solidaritas dan keadilan harus menjadi ruh arsitektur kesehatan global," paparnya.

Sebagai upaya kolaborasi, G20 berhasil menghadirkan wadah untuk menampung dana persiapan pandemi, dinamai Pandemic Fund. Jokowi meminta, negara anggota G20 ikut terlibat dalam memberi pendanaannya agar lebih optimal.

"Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indonesia telah memberikan komitmen USD 50 jtua. G20 juga harus ikut mengawal proses pembentukan traktat (perjanjian internasional) pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan dan global," terangnya.

Kolaborasi

Salam Hangat Presiden Jokowi untuk Pemimpin Dunia di KTT G20
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyapa Presiden Indonesia Joko atau Jokowi yang menyambutnya pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022) pagi. Setidaknya total 17 kepala negara G20 akan menghadiri KTT dua hari ini. (Kevin Lamarque/Pool via AP)

Pada sesi pertama, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dihadapkan pada 2 pilihan sulit dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20. Yakni, mencatatkan keberhasilan lewat berbagai kesepakatan, atau munculnya satu tambahan kegagalan ditengah ancaman krisis global.

Hal ini diwanti-wanti kepala negara kepada sederet pimpinan negara anggota The Group of 20 atau G20. Menurutnya, segala peluang perlu dimanfaatkan oleh seluruh negara, sehingga mencapai kesepakatan bersama.

Disamping ancaman krisis pangan, Jokowi melihat tatanan dunia dan hukum internasional sedang diuji. Ini jadi rembetan dari dampak pandemi Covid-19 hingga masalah akibat perang.

"Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal," kata dia dalam forum KTT G20, Selasa (15/11/2022).

Sebagai Presidensi G20, Indonesia menurutnya telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani berbagai perbedaan yang terlihat. Bahkan, perbedaan itu dinilai dalam posisi yang cukup lebar.

"Sebagai presiden G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat lebar," ungkapnya.

"Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia," beber Jokowi.

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara
Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya