Swedia Temukan Harta Karun 1 Juta Ton Logam Tanah Jarang, Kurangi Ketergantungan pada Impor China

Swedia memuji temuan harta karun ini, menyebutnya dapat mengurangi ketergantungan Uni Eropa pada China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Jan 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 12:30 WIB
Ilustrasi Kota Stockholm, Swedia (pixabay)
Ilustrasi Kota Stockholm, Swedia (pixabay)

Liputan6.com, Stockholm - Deposit logam tanah jarang terbesar di Eropa ditemukan di Swedia. Logam tanah jarang banyak digunakan untuk pembuatan ponsel hingga rudal.

Tidak adaĀ logam tanah jarang yang ditambang di Eropa saat ini. Untuk itu, seorang menteri Swedia pun memuji temuan harta karun ini, menyebutnya dapat mengurangi ketergantungan Uni Eropa pada China. Demikian dikutip dari BBC, Jumat (13/1/2023).

Penemuan ini juga dinilai sebagai "penentu" bagi transisi hijau, mengingat perkiraan kenaikan permintaan kendaraan listrik dan turbin angin.

Deposit logam tanah jarang yang ditemukan di utara Swedia disebut lebih dari satu juta ton. Meski signifikan, menurut perkiraan Amerika Serikat, itu hanya sebagian kecil dari cadangan 120 juta ton logam tanah jarang di seluruh dunia.

Bergantung pada Impor China

Ilustrasi impor ekspor
Ilustrasi impor ekspor (Foto:Shutterstock)

Sekitar 98 persen logam tanah jarang yang digunakan di Uni Eropa pada tahun 2021 diimpor dari China.

Logam tanah jarang atau unsur logam langka adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama 15 lantanida ditambah skandium dan itrium, yang digunakan untuk membuat rangkaian produk dan infrastruktur yang semakin penting bagi kehidupan sehari-hari.

Penggunaan logam tanah jarang dapat ditemukan pada ponsel, hard drive, dan kereta. Di lain sisi, penggunaannya juga penting untuk teknologi hijau termasuk turbin angin dan kendaraan listrik. Beberapa bahkan sangat penting untuk peralatan militer seperti sistem panduan rudal.

Dengan segudang manfaat, ekstraksi logam tanah jarang disebut sulit dan berpotensi merusak lingkungan.

Permintaan Meningkat 5 Kali Lipat

Ilustrasi Ponsel
Ponsel menjad salah satu barang yang menyimpan banyak bakteri. (Foto: Unsplash)

Permintaan akan logam tanah jarang diperkirakan meningkat lima kali lipat pada tahun 2030.

"Lithum dan tanah jarang akan segera menjadi lebih penting dibanding minyak dan gas," kata Komisioner Eropa untuk Pasar Internal Thierry Breton tahun lalu.

Awal dari Kemandirian Uni Eropa

Ilustrasi bendera Uni Eropa (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Uni Eropa (AFP Photo)

Berbicara dalam konferensi pers pada Kamis (12/1), Menteri Energi Swedia Ebba Busch mengatakan Uni Eropa terlalu bergantung pada negara lain untuk mendapatkan logam tanah jarang. Ia menekankan diperlukan perubahan.

"Elektrifikasi, swasembada dan kemandirian Uni Eropa dari Rusia dan China akan dimulai di tambang ini," tegasnya.

Infografis Gula Indonesia
Produksi gula selalu kurang, impor berdatangan, dan pabrik lokal tutup? (liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya