Liputan6.com, Tel Aviv - Israel dan Sudan telah menyelesaikan teks perjanjian damai yang akan ditandatangani pada akhir tahun ini. Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen.
Cohen yang mengumumkan hal tersebut sekembalinya ke Tel Aviv dari Khartoum mengatakan bahwa kunjungannya ke Sudan dilakukan dengan persetujuan Amerika Serikat. Adapun upacara penandatanganan disebut akan berlangsung di Washington setelah pengalihan kekuasaan di Sudan ke pemerintah sipil yang akan dibentuk sebagai bagian dari proses transisi yang sedang berlangsung di negara itu.
Baca Juga
Menlu Cohen menekankan simbolisme kesepakatan damai antara Tel Aviv dan Khartoum saat mengumumkan terobosan tersebut.
Advertisement
"Khartoum, ibu kota Sudan, dikenang di Israel sebagai kota tempat negara-negara Arab memutuskan 'Tiga Tidak' yang bersejarah, yaitu tidak ada perdamaian dengan Israel, tidak ada negosiasi dengan Israel, dan tidak ada pengakuan atas Israel," ujar Menlu Cohen dalam konferensi pers pada Kamis (2/2/2023), seperti dikutip dari CNN, Jumat (3/2).
"Kita sedang membangun realitas baru dengan orang Sudan, di mana 'Tiga Tidak' akan menjadi 'Tiga Ya', yaitu ya untuk negosiasi antara Israel dan Sudan, ya untuk pengakuan Israel, dan ya untuk perdamaian antara negara dan antara rakyat," imbuhnya.
Peluang Memperkuat Hubungan dengan Afrika
Menlu Cohen juga menjelaskan bahwa kunjungannya ke Sudan bertujuan meletakkan dasar untuk perjanjian perdamaian bersejarah dengan negara Arab dan muslim yang strategis.
"Perjanjian perdamaian antara Israel dan Sudan akan meningkatkan stabilitas regional dan berkontribusi pada keamanan nasional negara Israel," ungkap Menlu Cohen.
Dia menambahkan, "Penandatanganan perjanjian tersebut akan berfungsi sebagai peluang untuk menjalin hubungan dengan negara-negara lain di Afrika serta memperkuat hubungan yang ada dengan negara-negara Afrika. Hubungan negara-negara Afrika dengan Israel adalah kepentingan bersama bagi kami dan negara-negara di benua itu."
Advertisement
Bagian dari Perjanjian Abraham
Sudan adalah bagian dari Perjanjian Abraham antara Israel, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko yang dimediasi pemerintahan Donald Trump. Namun, pasca kudeta militer di Sudan pada Oktober 2021, langkah terakhir dari proses normalisasi dengan Khartoum terhenti.
"Selama kunjungannya ke Khartoum, Menlu Cohen bertemu dengan pemimpin Dewan Kedaulatan yang berkuasa di Sudan Jenderal Abdel Fatah al-Burhan serta pejabat senior lainnya untuk berdiskusi tentang langkah-langkah menuju penandatanganan perjanjian damai antara Israel dan Sudan dalam waktu dekat," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.