China Digegerkan Kasus Perdagangan Wanita, Korban Dipasung dan Dipaksa Melahirkan 8 Anak

Pengadilan China, pada Jumat 7 April 2023, menjatuhkan hukuman penjara kepada enam orang karena peran mereka dalam perdagangan manusia dan pelecehan terhadap seorang wanita.

oleh Hariz Barak diperbarui 09 Apr 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2023, 14:00 WIB
Korban Perdagangan Orang Kawin Kontrak Tersebar di 2 Provinsi Cina
Ilustrasi perdagangan manusia. Ilustrasi: Amin H. Al Bakki/Kriminologi.id

Liputan6.com, Beijing - Pengadilan China, pada Jumat 7 April 2023, menjatuhkan hukuman penjara kepada enam orang karena peran mereka dalam perdagangan manusia dan pelecehan terhadap seorang wanita.

Kasus itu sendiri viral dan memicu kemarahan publik. Video online menunjukkan korban pernah dirantai pada lehernya oleh pelaku utama.

Pengadilan Rakyat Menengah Xuzhou di provinsi Jiangsu menghukum pelaku utama bernama Dong Zhimin sembilan tahun penjara karena penyiksaan dan pemenjaraan ilegal terhadap korban.

Lima orang tersangka lainnya mendapat hukuman mulai dari delapan hingga 13 tahun untuk penculikan, penjualan, dan penyekapan.

Wanita itu, yang disebut sebagai "Huamei Kecil" (Xiaohumei) dalam catatan pengadilan, diperkirakan telah diculik dan dijual pada beberapa kesempatan, dan telah dipaksa melahirkan delapan anak oleh penculik terakhirnya, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (9/4/2023).

Korban pertama kali diculik pada tahun 1998 dari provinsi asalnya Yunnan, di barat daya China. Ia dijual kepada seorang petani di Jiangsu, sebuah provinsi pesisir timur, dengan harga setara dengan US$1.180.

Dia kemudian menghilang pada pertengahan 1998 sebelum terlihat di provinsi Henan, China tengah, di mana dia dijual kepada pedagang manusia dengan harga setara dengan US$700, menurut dokumen pengadilan yang dikutip oleh media pemerintah China.

Para pedagang itu kemudian membawanya kembali ke Jiangsu akhir tahun itu dan menjualnya kepada Dong Zhimin dan ayahnya, sekali lagi seharga US$1.180.

 

Simak video pilihan berikut:

Dirantai

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Dari 1999 hingga 2017, korban "pada dasarnya mampu menjaga dirinya sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain," menurut dokumen pengadilan.

Tapi setelah itu, Dong membuatnya dirantai di sebuah ruangan tanpa sinar matahari, listrik atau air mengalir.

Antara 1999 dan 2020, dia melahirkan delapan anak dari Dong dan sejak itu didiagnosis menderita skizofrenia.

Kasus ini menyebabkan kegemparan di media sosial China setelah video Huamei Kecil dirantai muncul secara online.

Pihak berwenang setempat awalnya mengklaim tidak ada perdagangan manusia yang terjadi dan mengatakan bahwa mereka adalah pasangan suami-istri sah.

Tetapi tuntutan pidana diajukan pada tahun 2022 setelah pemerintah pusat membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidiki kasus tersebut.

Nasib Xiaohuamei menjadi perhatian publik pada Januari 2022 ketika seorang vlogger Tiongkok menemukannya tinggal di gubuk lantai tanah di luar rumah keluarganya di desa di provinsi Xuzhou, dengan rantai besi di lehernya.

Video vlogger dari daerah Fengxian menjadi viral. Di dalamnya ia menyuarakan keprihatinan perdagangan manusia, dan mencatat bahwa Xiaohuamei, berusia 40-an, dilaporkan memiliki delapan anak dan tampak "linglung" dan cacat mental.

Kasus ini menyita perhatian publik China, banyak dari mereka berkampanye tanpa henti secara online untuk keadilan bagi wanita itu.

 

Dipaksa untuk Hamil dan Melahirkan

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Banyak rincian kasus dikonfirmasi untuk pertama kalinya minggu ini di persidangan.

Pengadilan memutuskan Dong bersalah karena menyiksa dan melecehkan istrinya. Dia memaksa Xiaohuamei untuk memiliki anak - yang pertama pada tahun 1999 dan kemudian tujuh lagi dari 2011 hingga 2020.

Setelah anak ketiganya, skizofrenia Xiao memburuk. Sebagai tanggapan, Dong menjadi lebih kasar, kata Pengadilan Rakyat Menengah kota Xuzhou di provinsi Jiangsu.

Pada 2017, dia memindahkannya keluar dari rumah keluarga ke gubuk luar, di mana dia mengikatnya dengan tali kain dan rantai. Gubuk itu tidak memiliki air, listrik atau penerangan dan seringkali dia tidak diberi makan.

Yao Hui, hakim ketua, mengatakan Dong tidak pernah membawa istrinya ke dokter ketika dia sakit, dan telah berulang kali membuatnya hamil terlepas dari kondisinya.

Pada hari Jumat, berita tentang vonis hakim melesat ke puncak platform media sosial Weibo, dengan lebih dari 100 juta klik dalam satu jam pertama putusan.

Mayoritas pengguna menyatakan kemarahan dan kekecewaan atas vonis hakim.

Banyak orang telah menggarisbawahi bagaimana hukuman untuk kejahatan perdagangan manusia biasanya dibatasi pada 10 tahun.

Aktivis tahun lalu telah mendorong reformasi hukum, dengan alasan hukuman ringan seperti itu tidak menimbulkan pencegahan bagi pasar perdagangan pengantin wanita dan pembeli.

"Ubah undang-undang, hukumannya terlalu ringan," tulis seorang pengguna dalam diskusi online hari Jumat.

Beberapa juga bertanya tentang kondisi Xiaohuamei saat ini. Dia dipindahkan dari desanya tahun lalu setelah kasusnya diketahui dan dibawa ke bangsal medis di mana dia tetap tinggal, kata media China.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya