Rusia Tahan Mantan Karyawan Konsulat AS di Vladivostok atas Tuduhan Mata-mata

Robert Shonov ditangkap di Vladivostok dan setelah diinterogasi dia didakwa melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 275.1 KUHP Federasi Rusia (kerja sama secara rahasia dengan negara, organisasi internasional atau asing).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Mei 2023, 09:20 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2023, 09:20 WIB
Ilustrasi pengamanan penjara (AFP/Justin Tallis)
Ilustrasi pengamanan penjara (AFP/Justin Tallis)

Liputan6.com, Moskow - Dinas Keamanan Rusia FSB mendakwa seorang mantan  konsulat Amerika Serikat (AS) di Vladivostok atas tuduhan melakukan kerja sama rahasia ilegal dengan pihak asing.

Kantor berita Rusia, Tass, melaporkan pada Senin (15/5/2023), Robert Shonov ditangkap di Vladivostok dan setelah diinterogasi dia didakwa melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 275.1 KUHP Federasi Rusia (kerja sama secara rahasia dengan negara, organisasi internasional atau asing), dengan ancaman hukuman hingga delapan tahun penjara.

Robert Shonov dilaporkan kini ditahan di Penjara Lefortovo, Moskow, yang biasanya diperuntukkan bagi kejahatan serius termasuk spionase.

Kedutaan Besar AS di Moskow mengetahui laporan terkait Robert Shonov, namun mereka mengaku tidak memiliki informasi yang dapat dibagikan saat ini. Demikian seperti dilansir The Guardian, Selasa (16/5).

Konsulat AS di Vladivostok sendiri telah ditutup sejak Desember 2020.

Tass, mengutip sumber pengadilan mengatakan, penyelidik FSB telah meminta agar Shonov ditahan selama tiga bulan. Dilansir BBC, tanggal persidangan belum ditetapkan.

Jurnalis AS Evan Gershkovich, yang ditangkap pada Maret 2023 saat bekerja untuk surat kabar Wall Street Journal dan kemudian didakwa sebagai mata-mata, juga ditahan di Lefortovo. Demikian pula mantan marinir AS, Paul Whelan, yang dijatuhi hukuman penjara 16 tahun pada tahun 2020 setelah ditangkap di Moskow karena dicurigai sebagai mata-mata pada tahun 2018.

AS menyebut tuduhan terhadap kedua pria itu tidak berdasar.

Hubungan AS-Rusia telah mencapai titik terendah menyusul invasi Rusia ke Ukraina dan keputusan Washington untuk meresponsnya dengan memberlakukan sanksi ekonomi dan memasok senjata canggih ke Ukraina.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya