Sempat Gagalkan Aksi Terorisme Tahun 2018, Wanita Asal Indonesia Dideportasi Otoritas Korea Selatan

Seorang wanita diduga berkewarganegaraan Indonesia yang tinggal di Korea deportasi setelah sempat menggagalkan serangan teror ISIS.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Jun 2023, 13:25 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2023, 13:24 WIB
Ilustrasi Deportasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) (Istimewa)
Ilustrasi Deportasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) (Istimewa)

Liputan6.com, Seoul - Seorang wanita diduga berkewarganegaraan Indonesia yang tinggal di Korea deportasi setelah sempat menggagalkan serangan teror ISIS.

Pada tahun 2018, seorang wanita yang tidak punya dokumen tinggal secara lengkap ini (berinisial A) menelepon polisi untuk melaporkan seorang pria yang dia curigai merencanakan serangan teroris.

"Orang akan berpikir buruk tentang Islam karena satu orang. Itu sebabnya saya tidak bisa hanya melihat. Saya harus cepat lapor ke polisi," kata A, dikutip dari laman koreaboo, Jumat (9/6/2023).

A yang sedang hamil saat itu, membantu pihak berwenang selama lima bulan mengumpulkan bukti di kamar asrama pria tersebut. Kemudian, polisi menemukan peluru tajam dan USB berisi instruksi tentang cara membuat bom.

Berkat usahanya, plot pria itu digagalkan, dan dia dideportasi dari negara tersebut.

Polisi Korea Selatan berterima kasih kepada A dengan mengirimkan surat resmi ke kantor imigrasi meminta mereka untuk meninjau kasusnya secara positif karena dia membantu memastikan keamanan nasional dan jika “A” kembali ke Indonesia, dia mungkin berada dalam bahaya.

Kantor imigrasi memberinya visa sementara, dan dia dapat melepaskan statusnya yang tidak berdokumen.

Semua tampak baik-baik saja, sampai tahun ini perpanjangan visanya ditolak. Ibu dua anak ini menghadapi deportasi karena menurut kantor imigrasi, tidak ada bukti bahwa “A” akan menghadapi ancaman di negara asalnya.

 

Anak Sulung 'A' Tak Ingin ke Indonesia

Ilustrasi Deportasi (Arfandi/Liputan6.com)
Ilustrasi Deportasi (Arfandi/Liputan6.com)

A menyatakan keprihatinan atas keselamatannya serta kesejahteraan putrinya yang berusia 9 tahun dan putranya yang berusia 5 tahun -- keduanya lahir di Korea dan tidak dapat berbahasa Indonesia.

"Hatiku sedih, padahal teroris itu tertangkap karena saya, dia mungkin bisa menyerang saya dengan pisau atau senjata di Indonesia."

"Anak sulung saya tidak mau pergi ke Indonesia. Dia bahkan tidak suka makanan Indonesia. Dia suka kimchi kubis."

Berita tersebut kemudian menjadi viral, dengan banyak netizen yang mengungkapkan kengerian atas keputusan pemerintah terhadap A.

Netizen memuji "A" sebagai pahlawan, dan banyak yang menuntut dia dijadikan warga negara Korea.

INFOGRAFIS: Deretan Prestasi Mendunia Artis Korea (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Deretan Prestasi Mendunia Artis Korea (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya