Liputan6.com, Oslo - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi baru saja usai melakukan kunjungan bilateral ke Norwegia pada 12-13 Juni 2023. Salah satu agenda kunjungannya adalah menjadi pembicara di Oslo Forum pada 13 Juni 2023.
Oslo Forum merupakan forum tahunan yang membahas isu resolusi konflik dan perdamaian, yang dihadiri oleh praktisi perdamaian dari kalangan pemerintah, organisasi internasional, akademisi, dan LSM.
Baca Juga
Menlu Retno diundang sebagai pembicara utama di sesi pleno bersama dengan menteri luar negeri Kolombia dan presiden CEO International Crisis Group, di mana tema yang diusung adalah "Power, Politics, and Peacemaking".
Advertisement
"Undangan ini tentunya tidak lepas dari peran aktif Indonesia dalam mendorong dan mengupayakan perdamaian antara lain di Myanmar dan Afghanistan. Informasi yang saya sampaikan di dalam pertemuan utamanya adalah bagaimana ASEAN menggunakan power dan politik-nya untuk menjadikan Asia Tenggara menjadi kawasan yang stabil dan damai. Dan saya sampaikan di dalam pertemuan Oslo Forum, dalam memainkan peran tersebut paling tidak terdapat 3 hal yang diadopsi oleh ASEAN," beber Menlu Retno dalam pernyataan pers virtualnya, Selasa (13/6).
"Pertama, ASEAN terus bekerja keras mendorong budaya dialog. Dialog ini sangat penting untuk membangun trust dan menyelesaikan konflik.Saya tekankan budaya dialog ini artinya siap mendengarkan, siap mempertimbangkan pandangan pihak lain, dan siap untuk menganut paradigma win-win, dan siap untuk berdiri setara. Budaya ini juga dibawa oleh ASEAN di dalam berbagai mekanisme yang dipimpin oleh ASEAN atau kita sering namakan ASEAN led-mechanism."
Hal kedua yang disampaikan Menlu Retno adalah upaya ASEAN untuk terus membangun budaya inklusif.
"Inklusivitas telah menjadi bagian dari DNA ASEAN. Dan di tengah menajamnya rivalitas kekuatan besar, semua hal harus diakui terus dipolitisasi dan negara-negara dipaksa untuk memihak. Namun, ASEAN sangat konsisten untuk menjalin kerja sama dengan semuanya, tidak memilih salah satu pihak dan menutup pintu bagi pihak lain. Pendekatan inklusif ASEAN sangat tercermin di dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Saya sebutkan juga bahwa pengucilan hanya akan memicu rasa tidak aman dan distrust," ungkap Menlu Retno.
Adapun hal ketiga yang disampaikan Menlu Retno adalah bahwa ASEAN akan terus berusaha menghormati aturan atau rules of the games. Aturan hukum internasional piagam PBB harus dihormati secara konsisten. Tanpa konsistensi maka perdamaian tidak akan tercipta.
"Konsisten berarti antara values dan actions haruslah sama," ujarnya.
Update Situasi Myanmar
Di Oslo Forum, Menlu Retno turut menyampaikan update mengenai perkembangan di Myanmar.
"Saya tahu bahwa audiens ingin mendengarkan update mengenai situasi di Myanmar. Saya sampaikan bahwa salah satu elemen yang penting dari 5 Point of Consensus adalah engagements dan dialog. Ini yang sedang terus diupayakan oleh Indonesia. Dan saya sampaikan selama hampir 6 bulan, sudah lebih dari 70 engagements telah dilakukan Indonesia dengan hampir semua pihak di Myanmar," tutur Menlu Retno.
"Memang engagements ini tidak muncul di headlines news karena Indonesia memang memilih untuk tidak melakukan megaphone diplomacy. Karena kita yakin, pendekatan ini diyakini akan ciptakan trust."
Menlu Retno menambahkan, "Dan pendekatan (Indonesia) ini diapresiasi oleh semua pihak. Kenapa trust sangat penting? Karena trust ini akan menjadi modal dasar sangat penting untuk dapat melakukan dialog. Indonesia juga lakukan engagements dengan negara tetangga Myanmar agar kebijakan mereka mendukung upaya yang sedang dilakukan oleh ASEAN."
Advertisement
PM Norwegia Apresiasi Keketuaan Indonesia di G20
Kunjungan Menlu Retno di Norwegia mencakup pertemuan dengan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store, di mana keduanya terlibat diskusi intensif, terutama terkait sejumlah isu global.
"PM Store menyampaikan apresiasi terhadap leadership Indonesia di G20 dan meyakini bahwa Indonesia akan dapat memainkan leadership yang sama tahun ini di ASEAN," ungkap Menlu Retno.
PM Store, sebut Menlu Retno, juga menyampaikan apresiasi atas peran aktif Indonesia dalam isu Afghanistan dan Myanmar.
"Saya menekankan di dalam pertemuan mengenai pentingnya suara negara-negara Global South untuk didengarkan," ujar Menlu Retno.
Menlu Retno juga menggelar pertemuan dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Vidar Helgesen.
"Dalam pertemuan, saya jelaskan mengenai penurunan tajam deforestasi di Indonesia. Data ini diapresiasi oleh pihak Norwegia. Indonesia dan Norwegia berkomitmen juga untuk memperkuat implementasi MOU on Forest and other Land Use (FOLU) untuk mendukung pengurangan emisi. Ini sama dengan diskusi yang saya lakukan dengan menlu Norwegia.
Selain itu, dibahas juga kemungkinan pengembangan kerja sama di bidang ocean.
"Isu ocean ini juga akan menjadi salah satu prioritas Indonesia terutama dalam KTT AIS (Archipelagic and Island States) yang akan dituanrumahi oleh Indonesia pada tahun ini," tutur Menlu Retno.
Terkait isu Afghanistan, Menlu Retno melakukan pertemuan dengan Special Representative dari Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA).
"Jadi, kita melakukan tukar pandangan, compare notes mengenai situasi terakhir di Afghanistan," ujar Menlu Retno.
"Satu isu yang selalu kita dorong adalah mengenai pentingnya terus untuk memajukan atau membawa isu akses pendidikan bagi perempuan di Afghanistan di dalam semua pertemuan kita, terutama pertemuan dengan Taliban."