Liputan6.com, Honolulu - Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat Pasifik (US Army Pacific) Brigadir Jenderal James Bartholomees menyebut peperangan yang terjadi di Ukraina menunjukkan bahwa kekuatan besar mampu mengganggu kedaulatan suatu negara.
"Saat ini kita semua menyaksikan apa yang telah terjadi di Ukraina. Ini menjelaskan bahwa di abad ke-21, ada negara- yang bisa memaksakan kehendak mereka melalui kekuatan darat untuk merebut wilayah berdaulat," kata Brigadir Jenderal James Bartholomees, Kamis (20/7/2023) di Honolulu, Hawaii.
Kepada 20 jurnalis yang terpilih dalam program FPC Reporting Tour on Security and Economic Prosperity in the Indo-Pacific Region dari Kemlu Amerika Serikat, James Bartholomees memaparkan bahwa hal ini yang mendasari US Army Pacific menjalankan tugas pengamanan dan bekerja dengan mitra di kawasan, terutama Indo Pasifik.
Advertisement
"Inilah alasan mengapa kami secara eksplisit beroperasi di kawasan, terutama Indo Pasifik."
"Saya pernah berlatih dengan tentara Ukraina sebelum konflik pecah. Dan sebelum serangan terbaru ke dalam Perang pecah yang jelas baru-baru ini, Rusia telah mengambil alih pada tanggal 22 Februari. Jadi saya sangat menghargai sejarah kita dan tantangan yang selama ini terjadi di Eropa."
Brigadir Jenderal James Bartholomees juga menggambarkan bagaimana US Army Pacific bertugas memimpin brigade lintas udara 1/73 di Eropa.
"Jadi saya memimpin pasukan terjun payung di seluruh Italia, dan Jerman, saya bekerja dengan setiap unit lintas udara di seluruh NATO, serta unit lintas udara lainnya di wilayah tersebut."
Laksamana Muda Brett Sonter dari US Pacific Fleet Terhadap Isu Kawasan
Sementara itu, Laksamana Muda Brett Sonter dari US Pacific Fleet menekankan pentingnya negara-negara mitra seperti ASEAN untuk berkolaborasi dalam menjaga keamanan di kawasan.
"Kami selalu mencari mitra kolaborasi. Dan tentu saja, Asia Tenggara adalah mitra utama di kawasan."
Brett Sonter juga menekankan bahwa sentralitas ASEAN di kawasan adalah kunci agar setiap negara anggota bergerak maju.
"Jadi kami selalu melihat bagaimana AS dapat berbuat lebih banyak dengan mitra di Asia dalam manajemen unilateral dalam mekanisme multilateral."
"Seperti yang Anda ketahui, AS baru saja menyelesaikan banyak aktivitas dan latihan bersama dengan Malaysia dan Singapura. Kami juga akan melakukan kegiatan yang sangat besar tahun depan, sebelumnya dengan Indonesia. Jadi kami selalu berupaya untuk melakukan kolaborasi ke depan."
Brett Sonter menegaskan bahwa program dari Presiden Joe Biden terkait kemitraan di Indo Pasifik.
"Kami sangat tertarik dengan upaya kolektif untuk memastikan bahwa kami tidak hanya membantu negara-negara dalam memahami apa yang terjadi. Kami menginginkan mereka (negara di kawasan) secara organik dapat berdaulat. Memiliki kemampuan mereka sendiri untuk menentukan apa yang terjadi di zona mereka sendiri, baik secara legal maupun ilegal."
Advertisement
Singgung Isu Senjata Nuklir Korea Utara
Brett Sonter juga menyinggung soal penegakan resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara.
"Upaya ini telah kami lakukan salah satunya dengan mendukung misi utama dalam penegakan resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap ke DPRK."
"Misi yang kami lakukan untuk menegakan resolusi itu melibatkan banyak negara. Jadi kami dekat dengan negara-negara Eropa hingga Asia. Kami juga bekerja sama dengan negara yang bekerja setiap hari seperti Jepang dalam upaya menegakkan resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut."
Brett Sonter juga menyinggung soal latihan yang dilakukan AS dengan kapal perang Republik Korea dan kapal perang Jepang.
"Sekali lagi itu adalah pendekatan atau tanggapan trilateral terhadap peluncuran rudal terbaru yang kami lihat dari DPRK sebagai bagian dari program senjata terlarang yang mereka miliki."