Termasuk Sumbu Filosofi Yogyakarta, Ini Daftar 6 Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia

Dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO, Indonesia kini memiliki enam warisan budaya dunia (World Cultural Heritage/WCH). Berikut ini daftar selengkapnya

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Sep 2023, 11:46 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 11:40 WIB
UNESCO tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai World Cultural Heritage (WCH) atau Warisan Budaya Dunia. Kini Indonesia punya enam. (Dok KBRI Riyadh Instagram)
UNESCO tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai World Cultural Heritage (WCH) atau Warisan Budaya Dunia. Kini Indonesia punya enam. (Dok KBRI Riyadh Instagram)

Liputan6.com, Riyadh - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB telah menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai World Cultural Heritage/WCH (Warisan Budaya Dunia).

Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia oleh (UNESCO). Penetapan tersebut dilakukan pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committe (WHC) di Riyadh, Arab Saudi, Senin 18 September 2023.

Mengutip Antara News, Selasa (19/9/2023), diketahui bahwa Sumbu Filosofi Yogyakarta sah diterima sepenuhnya tanpa sanggahan menjadi Warisan Budaya Dunia sesuai dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B. 39 pada 18 September 2023.

Dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO, Indonesia kini memiliki enam warisan budaya dunia (World Cultural Heritage/WCH).

Berikut ini daftar selengkapnya warisan budaya dunia UNESCO di Indonesia, mengutip akun Instagram KBRI Riyadh @indonesiainriyadh:

  1. Borobudur Temple Compounds atau Candi Borobudur, ditetapkan tahun 1991
  2. Prambanan Temple Compounds atau Candi Prambanan, ditetapkan tahun 1996
  3. Sangiran Early Man Site, situs Sangiran ditetapkan pada 1996
  4. Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy atau dikenal sebagai sistem subak Bali ditetapkan tahun 2012
  5. Ombilin Coal Mining Heritage Sawahlunto atau Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto ditetapkan tahun 2019
  6. Sumbu Filosofi Yogyakarta, ditetapkan tahun 2023

Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad selaku ketua Delegasi pemerintah Indonesia pada sidang tersebut, menyampaikan terima kasih kepada Komisi Warisan Dunia UNESCO yang telah menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta untuk dicantumkan dalam Daftar Warisan Dunia (World Heritage List).

"Kami merasa terhormat dapat menyumbangkan mutiara ini ke dalam Daftar Warisan Dunia, yang merupakan perpaduan indah antara warisan budaya benda dan takbenda," kata Dubes Abdul Aziz.

Daftar Lengkap Kategori Warisan Dunia (World Heritage) di Indonesia:

<p>Ilustrasi Kategori Warisan Dunia (World Heritage) di Indonesia. (Image by Mufid Majnun from Pixabay )</p>
Ilustrasi Kategori Warisan Dunia (World Heritage) di Indonesia. (Image by Mufid Majnun from Pixabay )

Menurut akun resmi Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO di situs kwriu.kemdikbud.go.id, berikut ini daftar Warisan Dunia (World Heritage) kategori Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage – WCH):

  1. Kawasan Candi Borobudur (Borobudur Temple Compounds), ditetapkan 13 Desember 1991
  2. Kawasan Candi Prambanan (Prambanan Temple Compounds), ditetapkan 13 Desember 1991
  3. Situs Manusia Purba Sangiran (The Sangiran Early Man Site), ditetapkan 7 Desember 1996
  4. Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak Sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana (Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana Philosophy), ditetapkan 6 Juli 2012
  5. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto), ditetapkan 10 Juli 2019
  6. Sumbu Filosofi Yogyakarta, ditetapkan 18 September 2023

Daftar Warisan Dunia (World Heritage) kategori Warisan Alam Dunia (World Natural Heritage – WNH):

  1. Taman Nasional Komodo (Komodo National Park) (1991)
  2. Taman Nasional Ujung Kulon (Ujung Kulon National Park) (1991)
  3. Taman Nasional Lorentz (Lorentz National Park) (1999)
  4. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra (Tropical Rainforest Heritage of Sumatra) (2004) – masuk in danger list sejak 2011.

Sumbu Filosofi Yogyakarta

UNESCO tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia. (Dok KBRI Riyadh)
UNESCO tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia. (Dok KBRI Riyadh)

Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap "The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks" diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal.

Konsep tata ruang yang kemudian dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.

Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara,.

Struktur jalan tersebut berikut beberapa kawasan di sekelilingnya yang penuh simbolisme filosofis merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang keberadaan manusia yang meliputi daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antar manusia dan antara manusia dengan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), hubungan antara manusia dan Sang Pencipta serta antara pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti), serta dunia mikrokosmik dan makrokosmik.

Beragam tradisi dan praktik budaya Jawa, baik dalam pemerintahan, hukum adat, seni, sastra, festival, dan ritual, masih dilakukan di sekitar kawasan Sumbu Filosofi pada khususnya dan di Yogyakarta pada umumnya.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Dian Lakshmi Pratiwi, tujuan utama penetapan itu bukan semata untuk mendapatkan status Warisan Dunia yang dianggap banyak negara sangat bergengsi, tetapi lebih didorong untuk melestarikan warisan budaya jati diri Yogyakarta yang amat berharga.

"Perjuangan mempertahankan status jauh lebih berat, karena Sumbu Filosofi tidak hanya menjadi milik DIY, Indonesia tapi juga milik dunia. Sehingga komitmen bersama untuk menjaga sesuai standar internasional menjadi sangat penting untuk dipahami," kata Dian.

Diharapkan Jadi Inspirasi dan Referensi Mewujudkan Dunia yang Lebih Baik

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Istimewa)

Menanggapi penetapan itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan keberhasilan itu merupakan hasil kerja sama semua pihak dan merupakan penghargaan atas mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai pemrakarsa Sumbu Filosofi.

Sumbu Filosofi, menurut Sultan, merupakan sebuah warisan budaya yang penuh dengan filosofi tinggi, sehingga wajib dilestarikan dengan segala atribut yang menyertainya.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada UNESCO dan seluruh lapisan masyarakat, yang telah mendukung upaya pelestarian Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia yang memiliki nilai-nilai universal yang luhur bagi peradaban manusia di masa kini dan mendatang," ujar Sri Sultan.

Sri Sultan berharap penetapan itu dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama akan nilai-nilai universal yang diperlukan, untuk menciptakan dunia baru yang lebih baik di masa depan.

Nilai luhur tersebut, diharapkan Sultan dapat menjadi inspirasi dan referensi untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya