Presiden Iran Kritik Normalisasi dengan Rezim Zionis Israel

Iran bersuara vokal terkait negara-negara mayoritas Muslim yang melakukan normalisasi dengan Israel.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Okt 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 11:00 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi Kunjungi Masjid Istiqlal
"Saya ingin gunakan kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Presiden Jokowi atas undangan beliau saya dapat hadir di tengah Anda semua dan berkunjung secara kenegaraan ke Indonesia," ujar Raisi di depan jemaah salat zuhur. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Tehran - Presiden Iran Ebrahim Raisi memberikan sindiran terhadap aksi "normalisasi dan menyerah" kepada Israel. Kritikannya tersebut diberikan di tengah isu kedekatan Arab Saudi dan Israel yang dijembatani Amerika Serikat.

Hubungan Turki dan Israel juga menghangat dan Presiden Recep Tayyip Erdogan berencana berkunjung ke Israel.

Dilaporkan Middle East Monitor, Senin (2/10), Presiden Raisi meminta agar ada resistensi terhadap lawan ketimbang "normalisasi dan menyerah".

"Normalisasi hubungan dengan rezim Zionis adalah tindakan melangkah mundur bagi setiap pemerintahan di dunia Islami," ujar Presiden Ebrahim Raisi dalam acara International Conference for Islamic Unity, Tehran, dikutip media pemerintah Iran IRNA.

Iran berkali-kali mengkritik normalisasi (Perjanjian Abraham) yang dilakukan UEA, Bahrain, dan Maroko di 2020. Jalinan normalisasi itu dijalin oleh pemerintahan Donald Trump.

Amerika Serikat juga masih terus berkomunikasi dengan Arab Saudi dan Israel. Pangeran Mohammed bin Salman telah mengkonfirmasi bahwa langkah persetujuan dengan Israel sudah "dekat"

September lalu, Raisi berkata normalisasi diplomatik antara Arab Saudi dan Israel bakal menjadi "tusukan dari belakang" bagi Palestina.

Pertama dalam Sejarah, Menteri Israel Lakukan Kunjungan Resmi ke Arab Saudi

Bendera Israel. (AFP Photo/Thomas Coex)
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Menteri Pariwisata Israel Haim Katz berkunjung ke Arab Saudi untuk menghadiri konferensi Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO). Dia tiba pada Selasa (26/9/2023).

Kedatangan Katz bersejarah sebab menandai pertama kalinya seorang menteri Israel melakukan kunjungan resmi ke Arab Saudi. 

Katz berada di Riyadh selama dua hari. Dia mengatakan bahwa pariwisata adalah jembatan antar negara.

"Saya akan berupaya memajukan kerja sama, pariwisata, dan hubungan luar negeri Israel," ujarnya seperti dilansir Middle East Eye, Jumat (29/9).

"Saya akan berupaya menciptakan kolaborasi untuk mempromosikan pariwisata dan hubungan luar negeri Israel."

Katz disebut ambil bagian dalam sejumlah acara dan diskusi di konferensi tersebut dan bertemu dengan menteri lain yang berasal dari berbagai negara di Timur Tengah.

Dilansir dari situs web UNWTO, Israel terpilih sebagai Satuan Tugas untuk Mendesain Ulang Pariwisata untuk Masa Depan. Selain itu, Israel juga menjabat sebagai anggota Komite Pariwisata dan Daya Saing UNWTO periode 2019-2023.

Kunjungan Arab Saudi ke Tepi Barat

Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Kunjungan Katz terjadi pada hari yang sama dengan lawatan delegasi Arab Saudi ke Tepi Barat yang diduduki. Kedatangan tersebut dilaporkan bertujuan untuk meredakan potensi keberatan Palestina atas normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel.

Duta Besar Arab Saudi untuk Yordania Nayef al-Sudairi, yang wilayah kerjanya merangkap Palestina, mengatakan bahwa pihaknya berusaha mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Palestina di Ramallah, Sudairi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki. Dia juga bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas.

Sinyal normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel telah terlihat sejak tahun lalu. Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka membuka wilayah udaranya bagi semua penerbangan sipil.

Pengumuman itu datang beberapa jam sebelum Joe Biden menjadi presiden pertama Amerika Serikat yang terbang langsung dari Israel ke Arab Saudi.

Pada saat itu, Biden memuji langkah Arab Saudi sebagai keputusan bersejarah. Selain itu, dia juga turut memuji pemerintahannya yang membantu mewujudkan kesepakatan tersebut.

Sebelum pengumuman tersebut, Arab Saudi telah melarang penerbangan dari perusahaan Israel dan non-Israel yang melakukan perjalanan ke atau dari Israel.

Sejauh ini, para pemimpin Arab Saudi-Israel telah menyampaikan pernyataan publik yang menunjukkan optimisme mereka bahwa kesepakatan antara keduanya akan tercapai dalam waktu dekat.

Infografis Perdamaian Uni Emirat Arab dan Israel. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perdamaian Uni Emirat Arab dan Israel. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya