FPCI Gandeng Selebritis hingga Capres Indonesia Unjuk Gigi di CIFP 2023, 9.000 Orang Sudah Daftar

Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP).

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 30 Nov 2023, 21:33 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 21:33 WIB
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy atau CIFP 2023. (Dok FPCI)
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy atau CIFP 2023. (Dok FPCI)

Liputan6.com, Jakarta - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) kembali menggelar Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP).

CIFP merupakan konferensi tahunan FPCI, yang telah mendapatkan penghargaan sebagai konferensi kebijakan luar negeri terbesar di dunia pada tahun 2016, oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Dengan jumlah peserta melebihi 11.000 orang pada tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19), konferensi ini merupakan satu-satunya konferensi kebijakan luar negeri nasional di Indonesia yang mempertemukan pemangku kebijakan, Menteri, tokoh publik, diplomat, selebritas, jurnalis, pakar, mahasiswa, dan tokoh-tokoh terkemuka di berbagai sektor. 

"Hanya ada satu konferensi nasional mengenai politik luar negeri di Indonesia, yaitu Conference on Indonesian Foreign Policy. CIFP adalah konferensi politik luar negeri terbesar di dunia dan ini semua adalah inisiatif dan hasil kerja keras para pemuda Indonesia dan mahasiswa Indonesia," ujar Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia menurut keterangan tertulis dari FPCI yang diterima Kamis (30/11/2023).

"CIFP adalah forum yang memberikan ruang bersama bagi pemimpin, menteri, diplomat, duta besar, pengusaha, selebriti, mahasiswa, pakar, peneliti, dan wartawan. Ini merupakan sebuah festival diplomasi akbar yang penuh dengan sesi-sesi berbobot dan penuh dengan peluang untuk melakukan networking," jelas Dino.

Adapun tema CIFP 2023 adalah "From Non-Alignment to Creative Alignments".

Tema ini mencerminkan pentingnya merespons realita baru di mana politik luar negeri bebas aktif Indonesia di abad ke-21 perlu secara kreatif merintis, membangun dan memelihara berbagai alignments (bukan aliansi) dengan negara-negara dari timur, barat, utara, dan selatan baik untuk kepentingan nasional Indonesia, kawasan, dan global.

 

 

Undang Capres Indonesia

ilustrasi politik
ilustrasi politik (sumber: freepik)

Menurut keterangan FPCI, yang berbeda di tahun ini, CIFP 2023 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena akan mengadakan ‘Foreign Policy Challenge for the Next Indonesian President’ mengundang tiga Calon Presiden (Capres) Indonesia tahun 2024-2029 untuk menyampaikan gagasan mereka terhadap kebijakan luar negeri Indonesia.

Per Kamis 30 November, Capres Anies Baswedan dan Capres Ganjar Pranowo yang sudah konfirmasi bersedia menjawab tantangan FPCI. Pihak penyelenggara sedang menjalin komunikasi dengan tim Capres Prabowo.

Lebih lanjut lagi, Dino Patti Djalal menerangkan, "Kita memasuki akhir tahun 2023, di mana tahun depan merupakan tahun politik, kita semua ingin mengetahui siapa Calon Presiden kita, apa visi misi mereka mengenai Indonesia Foreign Policy, dan langkah konkret apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan di masyarakat seperti, perubahan iklim, masalah ekonomi global, kesejahteraan, peace building, dan lain sebagainya."

"Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, CIFP 2023 akan menjadi ruang temu antara Calon Presiden dengan masyarakat agar dapat berdiskusi lebih dalam," jela Dino.

Selain itu, Dino Patti Djalal juga menjelaskan, "kita juga ingin mengetahui dari para capres ini mana yang paling paham mengenai dunia internasional dan mempunyai suatu strategi atau rencana untuk memimpin Indonesia menghadapi lanskap dunia yang semakin ruwet dan bahkan berbahaya. Kita juga ingin tahu mana capres yang bukan hanya nasionalis tapi juga internasionalis."

9.000 Lebih Orang Sudah Mendaftar

Ilustrasi pendaftaran
Cara pendaftaran CIFP 2023. | pexels.com/@divinetechygirl

Sampai dengan saat rilis ini diterbitkan, sebanyak lebih dari 9.000 orang telah mendaftar CIFP 2023, yang akan dilaksanakan secara tatap muka (offline) pada hari Sabtu, 2 Desember 2023, pukul 09:00-17:00 di Grand Sahid Jaya, Jakarta.

CIFP 2023 ini akan ada 15 sesi paralel, di antaranya akan ada sesi launching survei FPCI dan ERIA bertajuk Living Among the Giants: Launching a Survey of ASEAN People's' Perceptions on China, India, Japan, and the USA.

Sesi lainnya di antaranya membahas:

  • Kebijakan Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif di Era Jokowi: Seberapa Bebas? Seberapa Aktif?;
  • Creative Alignments di Abad ke-21: Seni Memperluas Kemitraan dan Melipatgandakan Peluang;
  • Indonesia dan Perubahan Iklim: Dapatkah Indonesia Menjaga Kebijakan Net-Zero Selama dan Pasca Pemilu 2024?;
  • Penanganan Konflik dalam Politik Luar Negeri Indonesia di Era Jokowi: Palestina-Israel, Myanmar, Ukraina, Afghanistan, dan Laut Tiongkok Selatan;
  • Indonesia dalam Perubahan Tatanan Dunia: Menilik Potensi Global South dalam Sistem Internasional Kontemporer,
  • dan masih banyak lagi sesi-sesi menarik lainnya.

Salah satu sesi yang paling banyak diminati setiap tahunnya adalah sesi The Return of the Angels Part VI: Issues I Care About and Why You Should Too, di mana semua pembicaranya adalah selebritis.

 

Pembicara dari Beragam Latar

Ilustrasi Survei Politik. (Liputan6.com/Abdillah)
Ilustrasi pembicara dari beragam sumber. (Liputan6.com/Abdillah)

Selain menghadirkan topik-topik menarik, CIFP 2023 juga akan menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang, di antaranya adalah:

  • Leonard Simanjuntak (Country Director Greenpeace Indonesia);
  • Fadli Zon (Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen / Anggota Komisi 1 DPR RI);
  • Denny Lesmana (Direktur Urusan Amerika dan Eropa, Badan Intelijen Negara RI);
  • Christine Hakim (Aktris);
  • Putri Tanjung (Staf Khusus Presiden RI);
  • Dr. Marty Natalegawa (Menteri Luar Negeri RI (2009-2014));
  • Muhammad Lutfi (Menteri Perdagangan RI (2020-2022));
  • Prof. Rizal Ramli (Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya RI (2015-2016));
  • Mardani Ali Sera (Anggota Komisi 2 DPR RI);
  • Lynn Kuok (Senior Fellow, Shangri-La Dialogue on Asia-Pacific Security, International Institute for Strategic Studies (IISS));
  • Arief Wijaya (Program Director, World Research Institute (WRI) Indonesia);
  • Amanda Katili Niode Ph.D. (Direktur The Climate Reality Project);
  • dan banyak pembicara-pembicara lainnya.

Acara CIFP 2023 ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Untuk pendaftaran dapat mengunjungi website www.cifp2023.com. 

Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya