Liputan6.com, Gaza - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Senin (4/12/2023) tentara Israel telah meminta pihaknya mengosongkan gudang bantuan di Gaza Selatan di tengah serangan intensif ke kawasan tersebut
"Hari ini, WHO menerima pemberitahuan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahwa kami harus memindahkan pasokan kami dari gudang medis kami di Gaza Selatan dalam waktu 24 jam karena operasi darat akan membuatnya tidak dapat digunakan lagi," tulis Tedros di platform X alias Twitter.
Baca Juga
"Kami mengimbau Israel untuk mencabut perintah tersebut dan mengambil segala tindakan yang mungkin untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas kemanusiaan."
Advertisement
Today, @WHO received notification from the Israel Defense Forces that we should remove our supplies from our medical warehouse in southern Gaza within 24 hours, as ground operations will put it beyond use.We appeal to #Israel to withdraw the order, and take every possible…
— Tedros Adhanom Ghebreyesus (@DrTedros) December 4, 2023
WHO pun menyerukan perlindungan sistem kesehatan dari serangan lebih lanjut dan penurunan kapasitasnya.
"Sekali lagi, tidak ada tempat yang aman di #Gaza," tulis WHO di X.
"WHO sangat prihatin dengan dimulainya kembali pertempuran, termasuk pengeboman besar-besaran di Gaza dan menegaskan kembali seruannya kepada Israel untuk mengambil segala tindakan yang mungkin guna melindungi warga dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sesuai dengan hukum perang."
Dalam pernyataannya, WHO juga menyebutkan bahwa sekitar 1,9 juta orang atau hampir 80 persen populasi Jalur Gaza diperkirakan menjadi pengungsi internal dan dalam waktu kurang dari 60 hari, jumlah rumah sakit yang berfungsi menurun dari 36 menjadi 18.
"Dari 7 Oktober hingga 28 November, WHO mencatat jumlah serangan terhadap layanan kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya; 203 serangan terhadap rumah sakit, ambulans, pasokan medis, dan penahanan pekerja layanan kesehatan. Ini tidak bisa diterima ... Satu-satunya solusi yang layak adalah gencatan senjata yang berkelanjutan," ungkap WHO.
WHO menambahkan saat ini terdapat 1.000 pasien dan ribuan orang yang berlindung di Kompleks Medis Nasser yang berkapasitas 350 tempat tidur serta 1.000 pasien dan sekitar 70.000 orang berlindung di Rumah Sakit Eropa di Gaza Selatan.
Mengutip laporan otoritas kesehatan Gaza, WHO menyatakan bahwa 15.899 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober.
WHO appeals for protection of the health system from further attacks and degradation of its capacityOnce again, nowhere is safe in #Gaza. WHO is gravely concerned about the resumption of hostilities, including heavy bombardment in Gaza, and reiterates its appeal to Israel to… pic.twitter.com/b7EZ1gfddZ
— World Health Organization (WHO) (@WHO) December 4, 2023
Paksaan untuk Kembali Mengungsi
Militer Israel sebelumnya telah memperbarui seruan untuk evakuasi massal dari Khan Younis, kota di Gaza Selatan. Pesawat-pesawat tempur Israel dilaporkan membombardir daerah sekitar Khan Younis di Gaza selatan pada Senin.
Pekerja bantuan telah memperingatkan bahwa gerakan massa akan memperburuk bencana kemanusiaan yang sudah mengerikan di wilayah tersebut.
"Gelombang pengungsian lainnya sedang terjadi dan situasi kemanusiaan semakin memburuk," kata kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza , Thomas White, dalam unggahannya di X.
Advertisement
5 Warga Palestina Tewas di Tepi Barat
Dalam perkembangan terpisah, setidaknya lima warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dibunuh pada Senin oleh pasukan Israel. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina seperti dilansir Reuters.
Dua korban tewas bernama Anas Al Faroukh (23) dan Mohamed Al Faroukh (22) dari Sair. Mereka tewas karena luka tembakan Israel.
Seorang pria Palestina lainnya tewas di kamp pengungsi Qalandia.
"Setidaknya 22 warga Palestina lainnya terluka akibat peluru dalam bentrokan dengan pasukan Israel di kamp tersebut," kata Bulan Sabit Merah Palestina.
Adapun dua orang lainnya tewas dibunuh pasukan Israel saat berada di dalam mobil di Kota Qalqilya.
Ketika ditanya tentang insiden tersebut, juru bicara militer Israel mengatakan mereka melancarkan aktivitas kontra-terorisme dan rincian lebih lanjut akan dipublikasikan kemudian.
Tepi Barat yang diduduki telah menyaksikan peningkatan kekerasan dan penangkapan seiring dengan perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza yang telah memasuki minggu kedelapan.