Korban Tewas Kebakaran Hutan Chile Bertambah Jadi 122 Orang, 370 Lainnya Hilang

Banyak jenazah berada dalam kondisi buruk dan sulit diidentifikasi, namun petugas forensik akan mengambil sampel materi genetik dari orang-orang yang melaporkan kerabatnya hilang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 06 Feb 2024, 07:25 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2024, 07:25 WIB
Kebakaran Hutan di Chile
Keadaan darurat telah ditetapkan untuk wilayah tengah dan selatan Chile. (RODRIGO ARANGUA/AFP)

Liputan6.com, Santiago - Kebakaran hutan Chile dilaporkan telah berkurang pada Senin (5/2/2024) pagi waktu setempat, setelah berkobar hebat sejak Jumat (2/2) di tepi timur Kota Vina del Mar. Dua kota lain di wilayah Valparaiso, Quilpe dan Villa Alemana, juga terdampak paling parah.

Presiden Gabriel Boric pada Minggu (4/2) mengatakan, setidaknya 3.000 rumah telah terbakar di daerah tersebut.

Direktur Layanan Medis Forensik Chile Marisol Prado menambahkan 10 korban tambahan ke dalam jumlah korban tewas pada Senin sore, sehingga jumlahnya menjadi 122 orang. Demikian seperti dilansir AP, Selasa (6/2).

Prado menuturkan banyak jenazah berada dalam kondisi buruk dan sulit diidentifikasi, namun petugas forensik akan mengambil sampel materi genetik dari orang-orang yang melaporkan kerabatnya hilang.

Wali Kota Vina del Mar Macarena Ripamonti menyebutkan setidaknya 370 orang dilaporkan hilang di kota berpenduduk sekitar 300.000 jiwa itu.

Kebakaran melanda beberapa lingkungan yang dibangun secara berbahaya di pegunungan yang terletak di sebelah timur Vina del Mar, yang juga merupakan resor pantai yang populer.

Para pejabat berpendapat bahwa beberapa kebakaran hutan di sekitar kota mungkin dipicu oleh kesengajaan. Cuaca kering, angin kencang, dan kelembapan rendah, kata Boric, membantu api menyebar lebih cepat.

Imbauan Polisi

Kebakaran Hutan di Chile
Pihak berwenang setempat menyebutkan lebih dari 1000 rumah hangus terbakar. (RODRIGO ARANGUA/AFP)

Priscila Rivero, seorang koki dari lingkungan Alto Miraflores, mengisahkan bahwa api membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk merambat dari bukit tetangga ke rumahnya. Dia bergegas membawa anak-anaknya ke tempat yang aman ketika melihat api mendekat, namun ketika dia kembali untuk menyelamatkan beberapa barang miliknya, rumahnya terbakar.

"Itu adalah tempat di mana kami menjalani seluruh hidup kami," tutur Rivero. "Sedih sekali melihatnya hancur dan kehilangan kenangan kami, foto-foto kami, foto-foto pernikahan orang tua saya, tapi sebagian di antaranya akan tetap tersimpan di hati kami."

Sekolah-sekolah dan gedung-gedung publik lainnya di Vina del Mar dan di ibu kota Santiago saat ini berfungsi sebagai depo, tempat masyarakat memberikan sumbangan berupa air, makanan, lilin, dan sekop untuk para korban kebakaran.

Di Vina del Mar dan kota-kota terdekat seperti Villa Alemana dan Quilpe, polisi telah meminta masyarakat yang tidak terdampak kebakaran untuk tetap tinggal di rumah, sehingga tim penyelamat dapat bergerak dengan lebih mudah.

Tidak Ada Pilihan Lain

Kebakaran Hutan di Chile
Jumlah korban tewas akibat kebakaran hutan yang melanda Chile Tengah dan Selatan meningkat menjadi 51 orang. (RODRIGO ARANGUA/AFP)

Ratusan orang yang terdampak kebakaran kembali ke rumah mereka pada Senin untuk mencari di antara puing-puing. Banyak di antara mereka yang mengatakan bahwa mereka lebih memilih tidur di dekat rumah mereka untuk mencegah para penjarah mengambil sisa harta benda mereka atau mengklaim tanah tempat rumah mereka dibangun.

Di lingkungan Villa Independencia, di pinggiran timur Vina del Mar, Marco Delgadillo mencoba membersihkan puing-puing dari rumahnya, yang dia bangun 25 tahun lalu, ketika kawasan itu pertama kali dihuni secara sembarangan oleh para pekerja tanpa izin mendirikan bangunan.

Perabotan di rumah Delgadillo telah dilalap api dan dindingnya menghitam karena asap.

Pekerja konstruksi itu menuturkan dia akan membangun kembali dan mendesak pemerintah kota membantunya memperbaiki atap rumahnya yang runtuh sebelum musim dingin dimulai di belahan Bumi selatan.

"Kami tidak punya pilihan lain," kata Delgadillo. "Membeli sebidang tanah baru saat ini tidak terjangkau."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya