Liputan6.com, Santiago - Seniman kelahiran Chile Marco Evaristti, kembali menuai kritik tajam atas karya seninya yang kontroversial.
Instalasi seni berjudul “And Now You Care?” yang dipamerkan di distrik Meatpacking, Kopenhagen, menampilkan tiga anak babi dalam kandang yang terbuat dari troli belanja dan dikelilingi lukisan babi yang telah disembelih serta bendera Denmark. Namun, yang paling mengejutkan publik adalah rencana Evaristti untuk membiarkan anak babi tersebut kelaparan hingga mati demi menyampaikan pesan tentang kesejahteraan hewan.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman Oddity Central, Rabu (12/3/2025), instalasi ini dimaksudkan sebagai kritik terhadap industri peternakan babi di Denmark, salah satu eksportir daging babi terbesar di dunia. Evaristti ingin menyoroti bagaimana ribuan babi mati setiap tahun akibat kondisi buruk dalam peternakan.
Advertisement
Namun, banyak pihak menilai metode yang digunakannya justru termasuk dalam bentuk kekejaman terhadap hewan.
Pameran “And Now You Care?” dibuka pada Jumat lalu, dan Evaristti memperkirakan butuh sekitar lima hari bagi anak-anak babi tersebut untuk mati kelaparan. Dalam aksi yang ia sebut sebagai bentuk solidaritas, sang seniman bahkan berjanji tidak akan makan atau minum selama periode tersebut. Namun, rencana ini tidak berjalan sesuai harapan. Pada Sabtu pagi, ketiga anak babi tersebut hilang dari instalasi.
Tuai Kecaman
Evaristti melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, menyatakan bahwa saat area pameran sedang dibersihkan, sekelompok aktivis hak hewan datang untuk memeriksa kondisi babi. Mereka diduga menutup pintu sementara petugas kebersihan berada di toilet, dan ketika mereka keluar, ketiga babi itu sudah lenyap.
Hingga kini, belum ada pihak yang didakwa atas dugaan pencurian tersebut, dan Evaristti tidak berharap babi-babi itu akan dikembalikan.
Akibat hilangnya babi, pameran tersebut ditutup lebih awal pada Selasa. Evaristti menyatakan bahwa tanpa keberadaan hewan-hewan tersebut, instalasi seninya menjadi "membosankan". Namun, keputusan ini tidak meredam kecaman terhadap dirinya.
Meskipun aktivis hak hewan sepakat dengan pesan yang ingin disampaikan Evaristti, mereka mengecam cara yang digunakannya. Direktur World Animal Protection Denmark, Gitte Buchhave, menyatakan bahwa pihaknya telah lama mengkritik kondisi peternakan babi di Denmark, tetapi tindakan Evaristti bukanlah cara yang tepat untuk menciptakan perubahan.
Salah satu aktivis bahkan menyebut Evaristti sebagai “seniman pervert”, yang kemudian dibalas sang seniman dengan ancaman tindakan hukum.
Advertisement
