Liputan6.com, Jakarta - Dua nelayan China dilaporkan tenggelam saat dikejar oleh penjaga pantai Taiwan di lepas pantai kepulauan Kinmen, sebelah utara negara tersebut.
Otoritas Taipei mengatakan, kapal nelayan China masuk tanpa izin ke perairan Taiwan pada Rabu (14/2).
Baca Juga
Keempat nelayan di dalamnya menolak pemeriksaan dan kapal terbalik ketika pihak berwenang melakukan pengejaran, dikutip dari laman BBC, Kamis (15/2/2024).
Advertisement
Beijing mengutuk keras insiden tersebut dengan mengatakan bahwa insiden ini “sangat melukai perasaan rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan”.
Kinmen terletak hanya tiga kilometer (1,86 mil) dari pantai tenggara China. Posisinya ada di garis depan dekat dengan lokasi ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan.
China memandang Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri, yang pada akhirnya akan tetap akan menjadi bagian dari negara tersebut.
Bahkan China pernah mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk mendapatkan pulau tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, penduduk Kinmen melaporkan adanya peningkatan kehadiran kapal Tiongkok di sekitarnya.
Gugusan pulau ini berpenduduk sekitar 180.000 jiwa dan terletak 187 km dari pulau utama Taiwan.
Dua dari empat orang yang berada di kapal Tiongkok dinyatakan meninggal di rumah sakit setelah upaya untuk menyadarkan mereka gagal, kata penjaga pantai.
“Dua lainnya berada dalam kondisi stabil dan telah dibawa ke Kinmen untuk penyelidikan lebih lanjut oleh jaksa,” katanya.
Polemik Pilpres Taiwan
Insiden pada Rabu kemarin terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak. Taiwan pada Januari 2024 memilih presiden baru yang dianggap oleh Beijing sebagai tindakan "separatis".
Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok mendesak pihak berwenang Taiwan untuk menyelidiki insiden tersebut dan menawarkan bantuan kepada keluarga korban.
Zhu Fenglian, juru bicara kantor tersebut menuduh Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan "menggunakan berbagai alasan untuk secara paksa menyita kapal penangkap ikan Tiongkok dan menggunakan metode kekerasan dan berbahaya terhadap nelayan Tiongkok".
Dia mengatakan, Beijing percaya bahwa komunitas di kedua sisi Selat Taiwan adalah bagian dari “satu keluarga”.
Advertisement
William Lai Menang Pilpres Taiwan
William Lai dari Partai Progresif Demokratik (DPP) menang dalam Pilpres Taiwan yang digelar pada Sabtu (13/1). Ia berhasil mengalahkan dua capres lainnya, yakni Hou Yu-ih yang diusung Partai Kuomintang (KMT) dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP).
Lai dinilai oleh Tiongkok sebagai separatis berbahaya dan berpotensi menjadi gangguan bagi hubungannya dengan Taiwan.
Dengan kemenangan Lai, DPP meraih masa jabatan ketiga berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini menandakan bahwa mayoritas masyarakat Taiwan mendukung nilai-nilai partai dalam melestarikan demokrasi.
Dalam pidato kemenangannya, Lai yang berusia 64 tahun itu mengucapkan selamat kepada para pemilih karena menolak terpengaruh oleh "kekuatan eksternal" yang mencoba mempengaruhi pemilu. Dalam hal ini, ia merujuk pada Tiongkok yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Lai juga menyebut bahwa ia ingin bekerja sama dengan Tiongkok dan menjaga perdamaian serta stabilitas, namun berjanji untuk tidak "terintimidasi" oleh Beijing.