SpaceX Luncurkan Pesawat ke Bulan, Jadi Misi Pendaratan AS Pertama Sejak 50 Tahun Lalu

Upaya pendaratan diperkirakan akan dilakukan pada 22 Februari 2024 setelah seharian berada di orbit Bulan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Feb 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2024, 20:40 WIB
Ilustrasi gerhana bulan
Ilustrasi gerhana bulan. (Photo by Martin Adams on Unsplash)

Liputan6.com, Washington - Salah satu pihak swasta di Amerika Serikat (AS) meluncurkan misi pendaratan di Bulan sejak misi Apollo lebih dari 50 tahun yang lalu.

Dilansir Al Jazeera, Jumat (16/2/2024), roket Falcon 9 dari SpaceX milik Elon Musk lepas landas setelah pukul 01.00 pada Kamis (15/2) dari Kennedy Space Center NASA di Cape Canaveral, Florida. Pendaratan tersebut menuju tujuan yang berjarak 370.000 km.

Jika semuanya berjalan lancar, upaya pendaratan diperkirakan akan dilakukan pada 22 Februari 2024 setelah seharian berada di orbit Bulan.

Misi "IM-1" dari Intuitive Machines, perusahaan kedirgantaraan yang berbasis di Houston, diluncurkan sebulan setelah pendarat Bulan saingannya yang dibuat oleh Astrobotic Technology jatuh kembali ke Bumi, terbakar di Pasifik 10 hari setelah lepas landas.

"Ada banyak malam tanpa tidur saat persiapan untuk hal ini," kata Steve Altemus, salah satu pendiri dan kepala eksekutif Intuitive Machines.

Intuitive Machines menamakan pendarat dalam misi tersebut dari pahlawan Homer di The Odyssey.

"Godspeed, Odysseus. Sekarang mari kita membuat sejarah," kata Trent Martin, wakil presiden sistem luar angkasa di Intuitive Machines.

Misi Pendaratan di Bulan

Mitos Seputar Gerhana Bulan
Ilustrasi Gerhana Bulan Credit: pexels.com/Ibu

Sejauh ini, hanya lima negara yakni AS, Rusia, China, India dan Jepang, yang sudah melakukan pendaratan di Bulan an belum ada perusahaan swasta yang melakukannya.

AS adalah satu-satunya negara yang mengirim astronot ke bulan setelah Gene Cernan dan Harrison Schmitt dari Apollo 17 menutup program tersebut pada bulan Desember 1972.

NASA, sponsor utama yang melakukan eksperimen, berharap dapat meningkatkan ekonomi bulan sebelum misi astronot.

Ia berharap dapat beroperasi di dekat kutub selatan Bulan di mana Intuitive Machines bertujuan untuk mendaratkan pendarat berkaki enam setinggi 14 kaki (4,3 meter) – sebuah wilayah yang penuh dengan kawah dan tebing berbahaya, namun berpotensi kaya dengan air beku.

Daerah inilah yang direncanakan NASA untuk mendaratkan astronot pada akhir dekade ini. Badan antariksa tersebut mengatakan enam eksperimen navigasi dan teknologi pada pendarat dapat membantu memperlancar perjalanan.

NASA membayar USD118 juta kepada Intuitive Machines untuk meluncurkan rangkaian eksperimen terbarunya ke Bulan.

Mengapa Misi Odysseus Penting?

Ilustrasi gerhana bulan (NASA)
Ilustrasi gerhana bulan (NASA)

Peluncuran misi ke Bulan dilakukan setelah Peregrine, kendaraan yang dikembangkan Teknologi Astrobotic dengan pendanaan NASA, gagal menjalankan misinya.

Perusahaan yang berbasis di Pittsburgh mengungkapkan kebocoran bahan bakar yang menghancurkan tujuan hanya beberapa jam setelah Peregrine diluncurkan pada 8 Januari.

Pesawat ruang angkasa itu terbakar di atmosfer saat kembali menuju Bumi 10 hari kemudian, dikutip dari laman CNN.

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya