Liputan6.com, Washington - Salah satu pihak swasta di Amerika Serikat (AS) meluncurkan misi pendaratan di Bulan sejak misi Apollo lebih dari 50 tahun yang lalu.
Dilansir Al Jazeera, Jumat (16/2/2024), roket Falcon 9 dari SpaceX milik Elon Musk lepas landas setelah pukul 01.00 pada Kamis (15/2) dari Kennedy Space Center NASA di Cape Canaveral, Florida. Pendaratan tersebut menuju tujuan yang berjarak 370.000 km.
Baca Juga
NASA science is nestled aboard @Int_Machines’s Nova-C lander, set to launch to the Moon on a @SpaceX Falcon 9 rocket. Landing near the Malapert A crater will help us learn more about the lunar South Pole, a big step in our #Artemis campaign. https://t.co/oT7m0a8PwX
— NASA (@NASA) February 15, 2024
Jika semuanya berjalan lancar, upaya pendaratan diperkirakan akan dilakukan pada 22 Februari 2024 setelah seharian berada di orbit Bulan.
Advertisement
Misi "IM-1" dari Intuitive Machines, perusahaan kedirgantaraan yang berbasis di Houston, diluncurkan sebulan setelah pendarat Bulan saingannya yang dibuat oleh Astrobotic Technology jatuh kembali ke Bumi, terbakar di Pasifik 10 hari setelah lepas landas.
"Ada banyak malam tanpa tidur saat persiapan untuk hal ini," kata Steve Altemus, salah satu pendiri dan kepala eksekutif Intuitive Machines.
Intuitive Machines menamakan pendarat dalam misi tersebut dari pahlawan Homer di The Odyssey.
"Godspeed, Odysseus. Sekarang mari kita membuat sejarah," kata Trent Martin, wakil presiden sistem luar angkasa di Intuitive Machines.
Misi Pendaratan di Bulan
Sejauh ini, hanya lima negara yakni AS, Rusia, China, India dan Jepang, yang sudah melakukan pendaratan di Bulan an belum ada perusahaan swasta yang melakukannya.
AS adalah satu-satunya negara yang mengirim astronot ke bulan setelah Gene Cernan dan Harrison Schmitt dari Apollo 17 menutup program tersebut pada bulan Desember 1972.
NASA, sponsor utama yang melakukan eksperimen, berharap dapat meningkatkan ekonomi bulan sebelum misi astronot.
Ia berharap dapat beroperasi di dekat kutub selatan Bulan di mana Intuitive Machines bertujuan untuk mendaratkan pendarat berkaki enam setinggi 14 kaki (4,3 meter) – sebuah wilayah yang penuh dengan kawah dan tebing berbahaya, namun berpotensi kaya dengan air beku.
Daerah inilah yang direncanakan NASA untuk mendaratkan astronot pada akhir dekade ini. Badan antariksa tersebut mengatakan enam eksperimen navigasi dan teknologi pada pendarat dapat membantu memperlancar perjalanan.
NASA membayar USD118 juta kepada Intuitive Machines untuk meluncurkan rangkaian eksperimen terbarunya ke Bulan.
Advertisement
Mengapa Misi Odysseus Penting?
Peluncuran misi ke Bulan dilakukan setelah Peregrine, kendaraan yang dikembangkan Teknologi Astrobotic dengan pendanaan NASA, gagal menjalankan misinya.
Perusahaan yang berbasis di Pittsburgh mengungkapkan kebocoran bahan bakar yang menghancurkan tujuan hanya beberapa jam setelah Peregrine diluncurkan pada 8 Januari.
Pesawat ruang angkasa itu terbakar di atmosfer saat kembali menuju Bumi 10 hari kemudian, dikutip dari laman CNN.