Liputan6.com, Dhaka - Sedikitnya 43 orang tewas dalam kebakaran yang terjadi di sebuah gedung bertingkat di Bangladesh. Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Bangladesh Samanta Lal Sen negara tersebut.
Menurut media lokal, kobaran api mulai terjadi di sebuah restoran sekitar pukul 22.00 waktu setempat pada Kamis (29/2/2024) di ibu kota, Dhaka.
Baca Juga
Tujuh puluh lima orang berhasil diselamatkan dan puluhan lainnya dibawa ke rumah sakit. Demikian seperti dilansir BBC, Jumat (1/3).
Advertisement
Api dapat dikendalikan setelah dua jam, menurut petugas pemadam kebakaran, dan penyebabnya sedang diselidiki.
Menkes Sen, mengatakan sedikitnya 33 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Dhaka Medical College.
"Setidaknya 10 orang lainnya meninggal di rumah sakit luka bakar utama kota itu. Dua puluh dua orang berada dalam kondisi kritis," kata Sen.
Layanan darurat dipanggil ke restoran Kacchi Bhai yang menurut surat kabar Daily Bangladesh, berada di gedung tujuh lantai.
Kompleks tempat bangunan ini berada juga berisi restoran-restoran lain, serta beberapa toko pakaian dan telepon seluler.
Diduga Gas Bocor
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil Bangladesh Brigadir Jenderal Main Uddin seperti dilansir AFP menyebutkan api mungkin berasal dari kebocoran gas atau kompor.
"Itu adalah bangunan berbahaya dengan tabung gas di setiap lantai, bahkan di tangganya," kata Brigjen Uddin.
Seorang manajer restoran bernama Sohel menuturkan kepada AFP, "Kami berada di lantai enam ketika kami pertama kali melihat asap membubung melalui tangga."
"Kami menggunakan pipa air untuk turun dari gedung. Beberapa dari kami terluka saat mereka melompat dari atas."
Advertisement
Sering Terjadi
Korban selamat lainnya, Mohammad Altaf, mengatakan kepada Reuters bahwa dia berhasil lolos dari kobaran api melalui jendela yang pecah.
Dia mengatakan dua rekannya, yang membantu mengevakuasi orang, keduanya kemudian meninggal.
Kebakaran pada bangunan komersial dan perumahan sering terjadi di Bangladesh. Hal ini sering kali disalahkan karena rendahnya kesadaran keselamatan dan lemahnya penegakan peraturan.