Anggota Parlemen Carolina Selatan Inginkan Tambahan Kurikulum Pendidikan Kepemilikan Senjata

Anggota parlemen negara bagian Carolina Selatan dari Partai Republik ingin sekolah-sekolah menengah di negara bagiannya memuat kurikulum yang berfokus pada pendidikan kepemilikan senjata api.

oleh Jazilatul Humda diperbarui 23 Apr 2024, 23:42 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2015, 13:59 WIB
Polisi Menggeledah Rumah Diduga Dukun Santet di Tangsel
Polisi menemukan barang bukti dua pucuk senjata api senpi, sejumlah peluru, dan granat nanas saat menggeledah rumah diduga dukun santet di kawasan Sawah Lama, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Columbia - Alan Clemmons, seorang anggota parlemen negara bagian Carolina Selatan, dari Partai Republik, menginginkan sekolah-sekolah menengah di negara bagiannya memuat kurikulum yang berfokus pada senjata. Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum yang sudah dirancang dengan materi yang dikembangkan oleh National Rifle Association (NRA).

Sesuai dengan keinginannya, Alan Clemmons baru-baru ini mengajukan usulan RUU ke badan legislatif, usulan program pendidikan Carolina Selatan yang mewajibkan siswa untuk menyelesaikan kelas minimal tiga minggu setiap tahun, kelas yang kurikulumnya sudah dirancang oleh NRA.

Di dalam pengajuan Clemmons, ia mengatakan bahwa kursus yang tersebut akan mengubah kursus yang ada di dalam Konstitusi AS untuk menekankan Amandemen Kedua. Di dalam kursus yang Clemmons ajukan, siswa akan belajar tentang hak kepemilikan senjata, keamanan penggunaan senjata, dan menghadiri lapangan tembak, jika legislator juga meloloskan rancangan undang-undang pendamping untuk melengkapi.

Tak hanya kurikulum ajar untuk siswa, Clemmons yang didukung oleh NRA juga merekomendasikan hak untuk memanggul senjata bagi semua warga negara, konstitusi undang-undang pengendalian senjata, dan isu mengenai penyebab mendasar kekerasan senjata.

“Salah satu akibat dari permusuhan terhadap Amandemen Kedua adalah tidak adanya toleransi mutlak terhadap diskusi tentang senjata atau penggambaran senjata secara tertulis atau dalam tugas di sekolah umum, yang merupakan penghinaan terhadap Amandemen Pertama. Hak amandemen dan dengan tegas menghambat ekspresi kreatif dan kebebasan akademik.” ujar Clemmons.

Clemmons berpendapat bahwa sekolah tidak memiliki toleransi mengenai hak orang Amerika untuk memanggul senjata. Bahkan, tahun sebelumnya ada seorang siswa sekolah menengah yang ditangkap dan diskors, akibat mengerjakan tugas menulis kreatif, ia membahas tentang membunuh dinosaurus dengan pistol. Clemmons berpendapat bahwa kebijakan-kebijakan seperti ini membuat para siswa percaya senjata adalah “alat kejahatan”.

Mick Zais, seorang pengawas negara bagian, mendukung perluasan pendidikan tentang hak kepemilikan senjata. Ia percaya bahwa siswa harus diajarkan tentang kebebasan seperti yang tertuang di dalam konstitusi AS.

“Sebagai seorang veteran yang membawa senjata dalam pertempuran, saya mendukung penuh Amandemen Kedua. Saya percaya bahwa semua siswa di Amerika harus diajari kewarganegaraan dan pentingnya kebebasan konstitusional kita.” ujar Zais.

Namun, tidak semua orang yakin usulan RUU tersebut akan lolos dan disahkan menjadi undang-undang. Salah satunya adalah Deb Marks, seorang Wakil Presiden Operasi Kelompok Reformasi Pendidikan Konservatif Orang Tua California Selatan, mengatakan bahwa Amandemen Kedua sudah diajarkan di sekolah, sebagai bagian dari Kursus Siswa Sekolah Menengah yang berfokus pada Konstitusi.

Selain itu, undang-undang yang diajukan adalah undang-undang Pendidikan Amandemen Kedua tahun 2015, yang akan menetapkan tanggal 15 Desember sebagai hari “undang-undang kedua”. Ini adalah sehari setelah hari peringatan pembantaian di Sekolah Dasar Sandy Hook. Undang-undang ini juga akan mewajibkan para siswa untuk mengikuti lomba poster atau esai dengan tema “Hak untuk Memanggul Senjata: Satu Hak Amerika Melindungi Semua Orang”.

Kurang dari enam bulan setelah tragedi pembantaian di sekolah Dasar Sandy Hook, Clemmons melakukan perjalanan ke utara pada Mei 2013 untuk meyakinkan produsen senjata untuk pindah ke Carolina Selatan. Hal ini juga dikarenakan setiap tahunnya setelah thanksgiving, Carolina Selatan mengadakan akhir pekan bebas pajak untuk pembelian senjata.

Carolina Selatan memiliki nilai “F” dan menduduki peringkat ke-34 dari seluruh 50 negara bagian dalam skor tahunan oleh Pusat Hukum untuk kasus kekerasan senjata. Skor ini mencerminkan bahwa undang-undang senjata api Carolina Selatan sangat lemah, terutama senjata api di bar dan pelonggaran pembatasan senjata api di mobil pada tahun lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya