Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok ilmuwan Festo's Bionic Learning Network membuat gebrakan di dunia sains dengan menciptakan sebuah robot lebah bernama BionicBee. BionicBee adalah robot lebah raksasa yang mampu meniru penerbangan otonom dalam formasi berkelompok.
Melansir laman The Sun pada Jumat (10/05/2024), BionicBee memiliki panjang mencapai 22 cm dan beratnya kurang dari 200 gram. Kemampuan menakjubkan BionicBee adalah dapat terbang secara otonom dalam sebuah kelompok.
Ilmuwan sebelumnya telah menciptakan robot yang terinspirasi dari semut, kanguru, dan bahkan gripper gurita. BionicBee merupakan objek terbang terkecil yang berhasil mereka buat sejauh ini.
Advertisement
Baca Juga
Robot lebah ini dibuat dengan tujuan untuk mempelajari dan meniru kemampuan lebah sungguhan saat terbang dan berinteraksi dalam kelompok. Di dalam tubuh BionicBee, terdapat mekanisme sayap yang berdetak.
Sayang robot lebah ini juga dilengkapi peralatan untuk berkomunikasi dengan komputer pusat dan komponen yang membuat sayap berdenyut meniru cara lebah menavigasi. Menariknya, setiap lebah robot memiliki sistem GPS di dalamnya.
GPS berfungsi untuk menentukan posisinya dalam ruang 3D dan berbagi detail dengan lebah robot lainnya dalam kelompok. Komunikasi antar robot lebah ini mereplikasi perilaku yang kompleks dan terkoordinasi dari hewan lebah.
Fungsi GPS
GPS dalam robot BionicBee juga berfungsi untuk memprediksi jalur penerbangan optimal untuk setiap lebah. Robot dapat mempertahankan formasi kelompok dan menghindari tabrakan.
Pendekatan ini memungkinkan lebah robot kami untuk bergerak sebagai kelompok yang padu, mirip dengan lebah alami. Proyek ini memakan waktu dua tahun untuk dikembangkan.
Meski demikian, Festo's Bionic Learning Network menyebut bahwa perangkat ini hanya prototipe untuk saat ini dan tampaknya belum ada penggunaan secara langsung. Sebelumnya, ilmuwan dari Advanced Industrial Science and Technology (AIST) di Jepang, juga merancang sebuah perangkat berbentuk seperti robot lebah. Robot ini digunakan membantu proses penyerbukan bunga.
Melansir laman Techly pada Jumat (10/05/2024), robot ini dibuat dari drone mini, kombinasi bulu kuda dan gel ion yang lengket. Ketiga komponen digabungkan sedemikian rupa agar terlihat seperti lebah.
Advertisement
Cara Kerja
Cara kerja robot lebah ini cukup sederhana, robot akan terbang ke arah bunga seperti halnya lebah. Serbuk sari nanti akan menempel di kaki drone berkat gel ion.
Kemudian, robot akan terbang ke bunga berikutnya. Robot-robot lebah ini diciptakan guna menjaga ekosistem.
Sebab, beberapa jenis lebah diperkirakan mati dalam jumlah yang tinggi. Menurut peneliti, ada beberapa dugaan yang menyebabkan kematian sejumlah besar lebah.
Studi dari Harvard School of Public Health menunjukkan, pestisida adalah penyebab Colony Collapse Disorder (CCD). Fenomena ini terjadi saat lebah pekerja tiba-tiba meninggalkan koloni tanpa peringatan.
Faktor lainnya bisa jadi perubahan iklim. Sebuah studi 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa puluhan spesies lebah di AS telah terpengaruh oleh hilangnya habitat dan kenaikan suhu. Diperkirakan, populasi lebah berada di titik terendah sepanjang masa.
(Tifani)