Misteri Piramida Kuno Mesir Dibangun Dekat Cabang Sungai Nil yang Punah

Cabang Sungai Nil yang telah lama hilang disebut-sebut menjadi jalur air penting untuk mengangkut barang guna membangun piramida kuno Mesir

oleh Fitria Putri Jalinda diperbarui 29 Jul 2024, 21:25 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 21:25 WIB
Menikmati Mesir Lewat Kemegahan Piramida dan Spinx
Seorang pria menunggang unta dengan latar belakang piramida Khafre yang berada di dataran tinggi Giza di pinggiran barat daya ibukota Kairo, Mesir (6/12). (AFP Photo/Mohamed El-Shahed)

Liputan6.com, Kairo - Para arkeolog yakin mereka mungkin telah menemukan rahasia di balik salah satu keajaiban dunia, yakni Piramida Mesir.

Sekitar 4.700 tahun setelah pembangunan piramida Mesir dimulai, termasuk Piramida Agung Giza, para peneliti menemukan bahwa piramida tersebut mungkin dibangun di sepanjang cabang Sungai Nil yang ditinggalkan.

Bukti baru menunjukkan bahwa cabang Sungai Nil sepanjang 40 mil atau sekitar 64 kilometer yang hilang ini digunakan untuk mengangkut material konstruksi ke piramida, yang dibangun selama periode 1.000 tahun.

Hal ini dapat menjelaskan mengapa piramida terkonsentrasi di wilayah Gurun Sahara yang sempit dan tidak ramah, mengutip dari independet.co.uk, Senin (29/7/2024). 

"Banyak di antara kita yang tertarik dengan Mesir kuno menyadari bahwa orang Mesir pasti menggunakan jalur air untuk membangun monumen besar mereka, seperti piramida dan kuil di lembah, namun tidak ada yang tahu pasti lokasi, bentuk, ukuran, atau kedekatan jalur air besar ini ke lokasi piramida sebenarnya," kata Eman Ghoneim, dari Universitas North Carolina Wilmington, AS.

Eman Ghoneim dan rekannya mempelajari citra satelit untuk menemukan lokasi cabang yang mungkin membentang di sepanjang kaki Dataran Tinggi Gurun Barat, sangat dekat dengan lokasi sekumpulan piramida.

Mereka kemudian menggunakan survei geofisika dan inti sedimen untuk memastikan keberadaan sedimen sungai dan bekas saluran di bawah permukaan tanah modern.

"Penelitian kami menawarkan peta pertama dari salah satu cabang utama Sungai Nil kuno dalam skala besar dan menghubungkannya dengan bidang piramida terbesar di Mesir," tambah Eman Ghoneim.

Para penulis berpendapat bahwa peningkatan penumpukan pasir yang tertiup angin, terkait dengan kekeringan besar yang dimulai sekitar 4.200 tahun yang lalu, bisa menjadi salah satu alasan migrasi cabang Sungai Nil tersebut ke timur dan akhirnya pendangkalan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Identifikasi Bagian dari Cabang Sungai Nil yang Telah Punah

Ilustrasi piramida secara detail.
Ilustrasi piramida secara detail. (Sumber: Unsplash/Ricardo Gomez Angel)

Dalam tulisannya di jurnal Communications Earth and Environment, para peneliti mengatakan: "Kami mengidentifikasi bagian dari cabang utama Sungai Nil yang telah punah, yang kami beri nama Cabang Ahramat, yang terletak di kaki Dataran Tinggi Gurun Barat, tempat sebagian besar piramida berada."

"Banyak dari piramida, yang berasal dari Kerajaan Lama dan Kerajaan Pertengahan, memiliki jalan lintas yang mengarah ke cabang dan berakhir dengan Kuil Lembah yang mungkin pernah berfungsi sebagai pelabuhan sungai di masa lalu."

"Kami menyarankan agar Cabang Ahramat berperan dalam pembangunan monumen dan sekaligus aktif serta digunakan sebagai jalur transportasi air bagi pekerja dan bahan bangunan ke lokasi piramida."


Proses Pembangunan Piramida

Ilustrasi piramida
Ilustrasi piramida. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Menurut perkiraan, setiap piramida membutuhkan waktu 15 hingga 30 tahun untuk dibangun.

Ukurannya bervariasi berkisar dari 1,2 juta hingga 92 juta kaki kubik, dan karena bahan utamanya adalah balok batu kapur yang sangat besar, dapat dimengerti bahwa beberapa piramida membutuhkan waktu lebih lama daripada yang lain.

Uniknya, orang Mesir tidak menggunakan mekanisme roda yang biasanya digunakan orang lain pada umumnya, dengan teori bahwa batu-batu itu ditata secara teratur ke piramida dalam serangkaian silinder.

Beberapa hieroglif menunjukkan bahwa sekelompok besar orang menarik kereta luncur, dan air dituangkan ke tanah untuk mengurangi gesekan.

Bila dikalkulasikan dengan waktu bangun 30 tahun dan mengingat total 2,3 juta blok di Piramida Besar, berarti mereka mengerjakannya dengan kecepatan satu blok diletakkan setiap 3 menit.

Sementara, untuk memotong balok-balok batu kapur ini, mereka menggunakan perkakas tembaga dan abrasi pasir, yang berasal 6,2 mil dari selatan dan perlu dikirim dulu melintasi Sungai Nil dengan perahu.

Akhirnya, jalur yang melilit piramida memungkinkan penempatan setiap blok, dan sisa-sisa jalur tersebut telah diabadikan di dekat beberapa piramida.


Siapa yang Membangun Piramida

Proyek Restorasi Piramida Menkaure di Giza Mesir Dihentikan Usai Dikritik Absurd
Pramida Menkaure di kawasan Giza, Mesir. (dok. Khaled DESOUKI / AFP)

Banyak orang pada zaman modern ini menginterpretasikan bahwa piramida dibangun seluruhnya oleh orang-orang yang diperbudak. Namun, kepercayaan ini dibantah oleh banyak sarjana saat ini.

Pekerja pertanian dulu sering membangun karya besar seperti katedral Eropa setelah musim panen dan tanam berakhir, hal itu memberikan banyak tenaga kerja yang tersedia untuk membangun piramida.

Selain itu, banjir Sungai Nil yang sering berdatangan secara konsisten mengganggu penggunan lahan pertanian. Sehingga menyediakan lapangan kerja lain seperti membangun makam besar ini merupakan sebuah solusi.

Oleh karena itu, berdasarkan temuan arkeologis tentang kondisi piramida makam ini, telah disimpulkan bahwa piramida dibangun oleh kelas pekerja yang terampil.

Baca selengkapnya di sini... 

Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia
Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya