Banjir dan Tanah Longsor Tewaskan 10 Orang di Wilayah Himalaya, 2.400 Wisatawan Terdampar

Setidaknya 45 rumah, jalan, jembatan, dan infrastruktur rusak parah di wilayah Himalaya bagian India.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Jun 2024, 17:49 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 17:49 WIB
Ilustrasi banjir dan tanah longsor
Ilustrasi banjir dan tanah longsor. (Dok. Unsplash.com/Sadiq Nafee)

Liputan6.com, New Delhi - Sedikitnya 10 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di wilayah Himalaya India dan Nepal menyusul hujan lebat pada hari Kamis (13/6/2024).

Menurut para pejabat setempat, enam orang tewas di Negara Bagian Sikkim dan empat lainnya tewas akibat tanah longsor di Provinsi Koshi, Nepal, yang berdekatan.

"Hujan terus turun sejak 36 jam terakhir … kami telah menemukan jasad-jasad tersebut dan telah diserahkan kepada keluarga," ujar Hem Kumar Chettri, seorang hakim distrik dari Sikkim mengatakan kepada CNN, seperti dilansir Jumat (14/6).

Negara Bagian Sikkim terkenal dengan lanskap Himalaya yang indah, di mana terdapat 28 puncak gunung, 21 gletser, dan lebih dari 200 danau. Namun seperti wilayah pegunungan lainnya, wilayah ini rentan terhadap banjir bandang dan tanah longsor mematikan.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa cuaca ekstrem akan menjadi lebih sering dan lebih intens seiring dengan semakin intensifnya krisis iklim yang disebabkan oleh manusia.

 

 

 

 

Ribuan Wisatawan Terdampar

Gunung Himalaya
Ilustrasi wilayah Himalaya. (Dok. AFP Photo/Prakash Mathema)

Adapun 2.400 wisatawan terdampar di berbagai tempat wisata di Sikkim setelah tanah longsor menutupi jalan dengan puing-puing dan sejumlah jembatan rusak.

"Mereka terdampar tapi mereka aman, kami telah berbicara dengan pemilik hotel untuk menampung mereka sampai cuaca membaik, tidak ada seorang pun (terdampar) di jalan … kami telah menyarankan wisatawan untuk tetap di tempat mereka berada," kata Chettri.

Pasukan tanggap bencana negara bagian telah dikerahkan untuk membersihkan jalan.

"Kerusakannya parah sekali jadi butuh waktu. Mudah-mudahan dalam seminggu kita bisa memulihkan konektivitas," tutur Chettri.

Sementara bagian utara dilanda hujan lebat, wilayah India lainnya mengalami rekor musim panas yang panjang – di mana sebagian wilayah ibu kota mencatat suhu tertinggi di negara itu sebesar 49,9 derajat Celsius pada bulan lalu.

Meningkatnya suhu di India disebut berisiko membalikkan kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya