Liputan6.com, Zagreb - Seorang pria bersenjata memasuki sebuah panti jompo di Kota Daruvar, Kroasia, pada hari Senin (22/7/2024), dan melepaskan tembakan hingga menewaskan enam orang termasuk ibunya.
Kepala Kepolisian Nasional Kroasia Nikola Milina mengatakan, lima orang tewas seketika dan satu lagi meninggal di rumah sakit. Setidaknya enam orang lainnya terluka, di mana empat di antaranya menderita luka serius. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (23/7).
"Tersangka penembakan sempat melarikan diri, namun polisi berhasil menangkapnya di sebuah kafe dekat fasilitas (lokasi kejadian) di Kota Daruvar," kata Milina.
Advertisement
Televisi regional N1 melaporkan bahwa tersangka lahir pada tahun 1973 dan merupakan mantan polisi yang ikut serta dalam perang 1991-1995 di Kroasia dan mendapat penghargaan sebagai veteran perang. Para pejabat mengatakan dia dikenali polisi setelah menyebabkan beberapa insiden di masa lalu.
Para pejabat terkait menuturkan bahwa ibu dari tersangka penembakan telah tinggal di panti jompo tersebut selama 10 tahun.
Syok
Warga Daruvar, Zlatko Sutuga, mengisahkan kepada Nova TV bahwa dia mengenal tersangka sejak masa perang.
"Orang bilang dia sangat agresif, alkohol dan sebagainya," kata Sutuga.
Kerabat dari penghuni panti jompo berkumpul di luar gedung berlantai satu untuk menanyakan kabar orang-orang tercinta.
"Ibuku ada di sini, dia berusia 90 tahun," kata Nina Samot kepada Nova TV. "Apa yang terjadi sungguh mengerikan, ini adalah kota kecil. Terutama ketika Anda memiliki seseorang di dalam sana ... Kami menunggu, kami semua kaget. Seluruh kota terkejut."
Wali Kota Damir Lnenicek menjelaskan kepada N1 TV bahwa fasilitas panti jompo tersebut sangat bagus dan dapat menampung sekitar 20 orang.
"Apa penyebabnya, pemicunya, sulit dikatakan," ujarnya. "Itu akan ditentukan oleh penyelidikan."
Presiden Kroasia Zoran Milanovic juga mengaku dia terkejut dengan apa yang disebutnya kejahatan biadab dan belum pernah terjadi sebelumnya. Dia menambahkan bahwa hal ini merupakan seruan terakhir kepada semua institusi yang kompeten untuk berbuat lebih banyak dalam mencegah kekerasan di masyarakat, termasuk kontrol yang lebih ketat terhadap kepemilikan senjata.
Pejabat polisi menyebutkan tersangka menggunakan senjata yang tidak terdaftar. Banyak senjata masih disimpan di rumah-rumah pribadi di Kroasia setelah pecahnya Yugoslavia pada tahun 1990-an. Kepemilikan senjata pribadi adalah sah jika dilakukan pemeriksaan kesehatan mental.
Advertisement