Mengenal Bintang Janus, Si Muka Dua

Bintang katai putih Janus ditemukan menggunakan Zwicky Transient Facility di Observatorium Palomar, Caltech, yang ada di dekat San Diego. Kemudian diikuti dengan pengamatan oleh teleskop-teleskop lain yang berbasis di bumi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Agu 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 03:00 WIB
Ilustrasi katai putih (scitechdaily.com)
Ilustrasi katai putih (scitechdaily.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bintang Janus merupakan salah satu katai putih yang belum lama ini diamati para astronom. Nama bintang mati ini terinspirasi dari Dewa Romawi kuno, Janus.

Penamaan Bintang Janus bukan tanpa alasan, bintang ini terilhami oleh sosok dewa bermuka dua yang digambarkan secara harafiah, dengan satu wajah menghadap ke depan dan satu lagi menghadap ke belakang. Sosok Janus dianggap sebagai dewa yang melambangkan transisi dan dualitas.

Hal itu pun juga tampak pada bintang katai putih yang disebut para astronom 'bermuka dua' ini. Melansir laman Space pada Selasa (06/08/2024), Bintang Janus adalah katai putih yang terdiri dari satu sisi hidrogen dan helium di sisi lainya.

Bintang katai putih Janus ditemukan menggunakan Zwicky Transient Facility di Observatorium Palomar, Caltech, yang ada di dekat San Diego. Kemudian diikuti dengan pengamatan oleh teleskop-teleskop lain yang berbasis di bumi.

Para ahli menjelaskan, setelah bintang katai putih terbentuk, maka unsur-unsur yang lebih berat diperkirakan akan tenggelam ke dalam inti bintang. Sedangkan unsur-unsur yang lebih ringan, seperti hidrogen dan helium, akan melayang-layang ke atas permukaan.

Struktur berlapis ini diyakini hancur pada tahap tertentu dalam evolusi bintang katai putih ketika terjadi penggabungan yang kuat antara hidrogen dan helium. Menurut ahli, Janus bisa jadi merupakan katai putih yang berada di tengah-tengah proses transisi pencampuran ini.

Namun, ada kemungkinan prosesnya dengan perkembangan yang membingungkan karena satu sisi merupakan hidrogen dan sisi lainnya adalah helium. Lantas, bagaimana dua sisi berbeda bisa muncul pada bintang Janus?

Para peneliti menduga, medan magnet bintang katai putih tersebut kemungkinan yang bertanggung jawab atas asimetri tersebut. Jika medan magnet di satu sisi lebih kuat dibandingkan sisi lainnya, seperti yang sering terjadi pada objek-objek langit, maka salah satu sisi akan mengalami lebih sedikit pencampuran elemen, menjadi lebih berat hidrogen atau helium.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Katai Putih

Bintang Janus merupakan salah satu katai putih yang berhasil ditemukan. Bintang katai putih adalah bintang kecil, redup, dan sangat padat.

Objek luar angkasa ini merupakan sisa-sisa bintang yang telah mati. Bintang katai putih merupakan tahap akhir evolusi bintang bermassa rendah dan menengah.

Objek ini terbentuk setelah bintang yang sekarat melepaskan lapisan luarnya untuk membentuk nebula planet. Kemudian hanya inti panas bintang yang tersisa.

Dalam jurnal yang diterbitkan di Nature, para peneliti menyebut Janus adalah bintang katai putih itu berada di galaksi Bima Sakti. Bintang Janus berjarak sekitar 1.300 tahun cahaya dari bumi ke arah rasi bintang Cygnus.

Diketahui, satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun, yakni 5,9 triliun mil atau sekitar 9,5 triliun Km. Bintang Janus memiliki massa yang cukup masif untuk ukuran bintang katai putih.

Janus memiliki massa 20 persen lebih besar dari massa matahari yang dipadatkan menjadi objek dengan diameter setengah dari diameter bumi. Bintang Janus berotasi pada porosnya setiap 15 menit.

Hal ini membuat Janus sebagai bintang tercepat, mengingat bintang-bintang sejenis biasanya berotasi setiap beberapa jam hingga beberapa hari.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya