Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Usai Kim Jong Un Perintahkan Tingkatkan Jumlah Senjata Nuklir

Korea Selatan mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara sebagai provokasi yang menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian di Semenanjung Korea.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Sep 2024, 10:04 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 10:02 WIB
Layar TV menunjukkan gambar peluncuran rudal Korea Utara selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Kamis (12/9/2024).
Layar TV menunjukkan gambar peluncuran rudal Korea Utara selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Kamis (12/9/2024). (Dok. AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menembakkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke arah laut pada hari Kamis (12/9/2024). Hal itu dikonfirmasi militer Korea Selatan.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan mereka mendeteksi rudal yang diluncurkan dari ibu kota Korea Utara yang terbang sejauh 360 kilometer sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menginstruksikan para pejabat memastikan keselamatan kapal dan pesawat. Tidak ada laporan kerusakan segera. Demikian seperti dilansir kantor berita AP.

Jarak tempur yang dilaporkan menunjukkan rudal dirancang untuk menyerang target di Korea Selatan.

Peluncuran ini merupakan yang pertama oleh Korea Utara dalam lebih dari dua bulan terakhir. Pada tanggal 1 Juli, Korea Utara mengklaim telah menguji senjata taktis baru yang mampu meluncurkan hulu ledak kelas "super besar" seberat 4,5 ton.

Dalam pidatonya pada hari Senin (9/9) yang menandai ulang tahun ke-76 berdirinya Korea Utara, Kim Jong Un mengatakan dia akan melipatgandakan upaya membuat kekuatan nuklirnya sepenuhnya siap bertempur dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya. Kim Jong Un menambahkan bahwa Korea Utara menghadapi "ancaman serius" karena apa yang disebutnya sebagai "ekspansi sembrono" dari blok militer regional yang dipimpin AS.

Kim Jong Un telah membuat janji serupa berkali-kali, namun ancaman terbarunya muncul karena para ahli luar percaya bahwa Korea Utara dapat melakukan uji coba ledakan nuklir atau uji coba peluncuran rudal jarak jauh menjelang Pilpres AS pada bulan November untuk meningkatkan pengaruhnya dalam hubungan masa depan dengan AS.

Ketegangan di Semenanjung Korea

Layar TV menunjukkan gambar arsip pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Kamis (12/9/2024).
Layar TV menunjukkan gambar arsip pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama program berita di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Kamis (12/9/2024). (Dok. AP Photo/Ahn Young-joon)

Pada hari Minggu (8/9), media pemerintah Korea Utara menerbitkan foto Kim Jong Un yang sedang memeriksa kendaraan 12-poros yang akan menjadi platform peluncuran rudal terbesar di negara itu. Hal itu memicu spekulasi bahwa Korea Utara dapat mengembangkan rudal balistik antarbenua yang lebih kuat yang dirancang untuk menyerang daratan AS.

Citra satelit komersial terkini menunjukkan bahwa lokasi uji coba nuklir di timur laut Korea Utara mengalami kerusakan kecil akibat hujan musim panas yang lebat dalam beberapa minggu terakhir dan tidak ada pekerjaan penting yang terdeteksi di terowongannya, menurut 38 North, situs web yang berfokus pada Korea Utara, dalam artikel analitis yang diterbitkan pada hari Rabu (11/9).

Peluncuran hari Kamis juga dilakukan setelah Korea Utara menerbangkan ratusan balon besar yang membawa sampah ke Korea Selatan selama lima hari berturut-turut hingga hari Minggu.

Sejak tahun 2022, Korea Utara telah meningkatkan aktivitas pengujian senjatanya secara drastis sebagai bagian dari upayanya untuk menyempurnakan kemampuannya dalam melancarkan serangan terhadap AS dan Korea Selatan. Sementara itu, AS dan Korea Selatan telah menanggapinya dengan memperluas latihan militer yang disebut Korea Utara sebagai latihan invasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya