Liputan6.com, Washington D.C - Patung Liberty diresmikan pada 28 Oktober 1886 di Amerika Serikat (AS) yang diselenggarakan oleh Franco-American Union dan New York.
Sekitar lebih dari satu juta orang menghadiri upacara peresmian itu, termasuk sang pengukir patung Frédéric-Auguste Bartholdi dan pejabat tinggi Prancis dan AS.
Dilansir laman National Park Service, Minggu (27/10/2024), Édouard René Lefèbvre de Laboulaye, yang dianggap sebagai bapak Patung Liberty, meninggal pada tahun 1883 dan tidak menyaksikan peresmiannya.
Advertisement
Dalam acara tersebut, parade yang beranggotakan petugas pemadam kebakaran, tentara dan veteran diiringi alunan musik.
Para penonton menyaksikannya lewat armada kapal yang dihiasi warna merah, putih dan biru.
Bartholdi sendiri berdiri di bagian mahkota, menunggu sinyal untuk menurunkan bendera di akhir upacara peresmian.
Sambil mendengarkan alunan lagu-lagu patriotik dan pidato penuh semangat dari tamu-tamu terhormat yang hadir, ia menunggu sinyal bahwa pidato-pidato telah berakhir.
Surat kabar berkumpul dan bersorak di jalan-jalanan kota untuk menyambut patung dan menyaksikan pawai dan pematungnya, Bartholdi, terus mendapat pujian.
Tuai Kontroversi
Surat kabar berkumpul dan bersorak di jalan-jalanan kota untuk menyambut patung dan menyaksikan pawai dan pematungnya, Bartholdi, terus mendapat pujian.
Sebagian orang menganggap peresmian Patung Liberty sebagai perayaan atas kebebasan, sementara sebagian orang lainnya sebagai hari untuk mengecam kemunafikan.
Para pejuang hak pilih berunjuk rasa pada hari itu untuk menolak penggunaan figur perempuan untuk melambangkan kebebasan ketika perempuan Amerika tidak memiliki hak untuk memilih, dan jurnalis Afrika-Amerika mengungkapkan ambivalensi mereka tentang patung tersebut setelah rekonstruksi, yang menandakan bahwa interpretasinya akan menjadi bahan perdebatan.
Advertisement