Liputan6.com, San Cristobal - Sejarah mencatat sebuah insiden kapal tanker pengangkut bahan bakar untuk Kepulauan Galapagos di Pasifik kandas dekat Pulau San Cristobal. Peristiwa ini memicu peringatan dari para ahli kelautan akan potensi bencana ekologis yang mengancam keanekaragaman hayati di kawasan tersebut, habitat ribuan spesies tumbuhan dan hewan unik.
BBC on This Day yang dikutip Kamis (16/1/2025) menyebut kapal bernama 'Jessica' itu kandas tak jauh dari pelabuhan utama, membawa muatan ribuan galon bahan bakar diesel atau solar dan jenis heavy oil. Tanker tersebut terjebak di perairan dangkal dan ada kekhawatiran muatan beracun tersebut dapat bocor dan mencemari lingkungan laut.
Advertisement
Para ilmuwan dari Afrika Selatan dan Amerika Serikat yang berpengalaman dalam operasi pembersihan dan penyelamatan pun segera dikontak. Saat terjadi kebocoran, tim ahli akan berusaha menahan bahan bakar tersebut dan menggunakan bahan kimia untuk menetralisir minyak yang mengapung.
Advertisement
Hampir 97% dari Kepulauan Galapagos merupakan taman nasional Ekuador, dan sektor pariwisatanya menghasilkan lebih dari $100 miliar sekitar (Rp1,6 triliun) setiap tahun bagi negara yang sedang mengalami kemiskinan ini.
Meskipun kecelakaan tersebut terjadi pada 16 Januari 2001, kebocoran baru terjadi beberapa hari kemudian. Akhirnya, sekitar 180 ribu galon bahan bakar tercemar air laut.
Laporan pada Juni 2002 menemukan bahwa dampak dari tumpahan minyak ini sangat merusak ekosistem hingga 62% populasi iguana laut di salah satu pulau telah mati.
Kapten Tarquino Arevalo dari kapal 'Jessica' mengakui bahwa kesalahan navigasinya menyebabkan kecelakaan tersebut. Ia dipenjara selama 90 hari dan lisensi profesionalnya dicabut.