Donald Trump Akan Atur Ulang Rencana Deportasi Massal di AS

Donald Trump mengatakan bahwa meluncurkan deportasi massal yang dijanjikannya dalam kampanye pemilihannya akan menjadi prioritas utamanya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Jan 2025, 13:04 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2025, 13:04 WIB
Donald Trump tanggapi hasil Pilpres AS
Presiden Donald Trump berbicara tentang hasil pemilihan presiden AS 2020 di Gedung Putih, Kamis (5/11/2020). Hingga saat ini proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika masih berlangsung, namun perolehan suara Donald Trump maupun Joe Biden masih bersaing ketat. (AP Photo/Evan Vucci)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan ulang rencana deportasi massal imigrasi di Chicago minggu ini setelah rinciannya bocor.

Pemerintahan baru "belum membuat keputusan," kata Homan, mantan penjabat direktur Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat.

"Kami sedang mencermati masalah ini ini dan akan membuat keputusan berdasarkan kebocoran ini," tambahnya, dikutip dari Japan Today, Minggu (19/1/2025).

Pejabat dan pembela hak asasi manusia mengatakan pemerintahan Trump akan meluncurkan aturan baru di beberapa kota di AS segera setelah ia menjabat pada hari Senin, dengan Chicago dianggap sebagai lokasi pertama yang memungkinkan.

Dulce Ortiz, presiden Koalisi Illinois untuk Hak Imigran dan Pengungsi, mengatakan kepada bahwa sebanyak 200 agen ICE diperkirakan akan memulai aturan baru di wilayah Chicago pada Senin (20/1) pukul 05.00 pagi, dengan tujuan menangkap orang-orang yang hendak berangkat kerja atau memulai hari mereka.

Penegakan hukum tersebut diperkirakan akan terus berlangsung selama beberapa hari, katanya.

Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NBC News bahwa meluncurkan deportasi massal yang dijanjikannya dalam kampanye pemilihannya akan menjadi prioritas utama.

Namun, ia menolak menyebutkan kota-kota yang menjadi sasaran atau kapan deportasi akan dimulai.

"Ini akan dimulai dengan sangat cepat," kata Trump.

"Kita harus mengeluarkan para penjahat dari negara kita."

Homan telah mengonfirmasi dobrakan aturan tersebut pada hari Sabtu sebelumnya, dengan mengatakan kepada Fox News bahwa "operasi penegakan hukum yang ditargetkan" akan segera mengejar sebagian dari apa yang ia katakan sebagai 700.000 migran yang berada di AS secara ilegal. Ia mengindikasikan upaya tersebut akan dilakukan di beberapa kota.

"Presiden Trump telah menjelaskan sejak hari pertama bahwa ia akan mengamankan perbatasan dan ia akan melakukan operasi deportasi," kata Homan kepada Fox News menjelang pelantikan Trump.

 

Operasi Penahanan

Pilpres AS 2024, Donald Trump Klaim Menang dan Jadi Presiden ke-47 Amerika Serikat
Usai mendapat 277 suara elektoral, Donald Trump diprediksi memenangi Pilpres AS dan menjadi Presiden ke-47 Amerika Serikat. (Jim WATSON/AFP)... Selengkapnya

Homan mengatakan, lembaga tersebut telah merencanakan operasi tersebut dengan saksama dan mengidentifikasi individu-individu tertentu untuk penegakan hukum.

"Setiap target untuk operasi ini direncanakan dengan baik, dan seluruh tim akan berada di sana demi alasan keselamatan petugas," katanya.

Ketika ditanya bagaimana operasi penahanan akan diterima di apa yang disebut kota perlindungan, yang telah berjanji untuk tidak menggunakan sumber daya kota untuk penggerebekan imigrasi federal, Homan mengatakan kebijakan kota perlindungan tidak menguntungkan.

Dalam kasus orang-orang yang menjadi target yang sudah berada di penjara lokal, dia mengatakan sikap kota-kota tersebut menciptakan ancaman terhadap keselamatan publik. Kota-kota akan melepaskan kembali ancaman keselamatan publik itu ke masyarakat dan memaksa petugas (ICE) ke masyarakat, kata Homan.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya