Parlemen Israel Loloskan RUU Pergantian Nama Tepi Barat Jadi Yudea-Samaria

Israel menyebut pergantian nama Yudea dan Samaria dalam UU sebagai langkah untuk melestarikan hak-hak historis Yahudi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Feb 2025, 13:05 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 13:05 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara soal Palestina kepada anggota parlemen di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Rabu, 17 Juli 2024. (AP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara soal Palestina kepada anggota parlemen di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Rabu, 17 Juli 2024. (AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tel Aviv - Komite Kabinet Knesset menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk mengganti nama Tepi Barat, Palestina, menjadi Yudea dan Samaria.

UU ini disahkan pada Minggu (9/2/2025). UU tersebut berusaha untuk mengatur penggunaan istilah Yudea dan Samaria dalam undang-undang Israel, menggantikan istilah lain yang mengacu pada wilayah geografis yang sama.

Perubahan juga disebutkan oleh Komite Kabinet Knesset sebagai langkah yang sejalan dengan tren yang lebih luas untuk memperkuat kesadaran akan hubungan hukum Israel dengan wilayah tersebut dan melestarikan hak-hak historis Rakyat Yahudi.

"Mengganti nama Tepi Barat dengan Yudea dan Samaria akan mencerminkan pengakuan legislatif atas hak historis Rakyat Yahudi atas tanah dan memperbaiki distorsi historis. Kita harus menghindari penggunaan bahasa dari pihak musuh yang menciptakan narasi palsu. Oleh karena itu, signifikansi dari perubahan ini sangat besar," kata anggota parlemen Israel Simcha Rothman, dikutip dari laman Israel National News, Senin (10/2).

"Saya juga mengucapkan selamat kepada senator. Tom Cotton dan Anggota Kongres Claudia Tenney yang bekerja tanpa lelah untuk mempromosikan akurasi sejarah yang penting ini di Amerika Serikat. Pada kesempatan ini, saya meminta negara-negara lain untuk mengikutinya."

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya