Sedang <i>Jogging</i>, Guru AS Tewas Ditembak Militan Libya

Setelah Dubes AS Chris Stevens dan 3 stafnya, 1 lagi warga AS yang meninggal dunia di Libya. Ia adalah seorang guru.

oleh Tan diperbarui 06 Des 2013, 11:20 WIB
Diterbitkan 06 Des 2013, 11:20 WIB
guru-tewas-131206b.jpg
Satu lagi warga Amerika Serikat yang meninggal dunia di Libya, ia adalah seorang guru yang besar di Michigan. Ia ditembak mati saat sedang jogging di Benghazi. Namun tak disebutkan lokasi pasti tempat guru malang itu dieksekusi oleh kelompok militan.

"Ronald T Smith II meninggal hari ini di kota yang sama, di mana Duta Besar Chris Stevens dan 3 orang Amerika lainnya yang tewas dalam serangan tahun lalu," demikian seperti dikutip Liputan6.com dari The Blade News, Jumat (6/12/2013).

Hlavin, seorang Direktur perusahaan IT yang merupakan teman dekat Ronald mengaku mengetahui kabar duka itu dari media online. Awalnya, ia mendapat sejumlah pesan singkat ketika berada di tempat kerja. Namun ia mengabaikannya karena sedang sibuk. Saat sedang browsing dan melihat referensi online untuk guru Amerika mati di Libya, ia pun terkejut mengetahui korbannya adalah sahabatnya.

"Saya pikir bukan dia (Ronald), tapi ternyata dia," ucap Hlavin sedih.

Berdasarkan informasi yang dimuat media tersebut, Ronald merupakan guru yang begitu mencintai pekerjaannya di Libya. Meski tempat itu terlalu berisiko untuk siapa pun.

"Dia begitu cinta dengan Libya dan melihatnya sebagai kesempatan besar untuk membantu orang lain," ujar Hlavin.

Smith, beber Hlavin yang telah mengenalnya selama 20 tahun, adalah lulusan Woods Tower High School tahun 1997 di Warren. Lalu mendapat gelar sarjana dari Wayne State dan gelar master dari University of Texas.

Rencananya, Hlavin akan mengejar gelar doktor bidang kimia dan menjadi seorang ahli kimia profesional untuk mengabdikan diri pada sebuah perusahaan. Tetapi cita-citanya menyimpang jauh dari yang diarahkan lingkungan gereja, sebab Ronald merupakan penganut Kristen yang taat.

"Jadi dia memilih untuk mengajar di luar negeri. Pertama kali di Mesir," kata Hlavin.

Hlavin mengaku terakhir kali melihat temannya ketika musim panas, ketika Smith mengunjungi wilayah Detroit dan makan malam di restoran Lebanon favorit mereka.

"Dia tampak sangat bersemangat tentang pekerjaan yang dia lakukan. Dia percaya telah membuat perbedaan dalam kehidupan siswanya," tutur Hlavin. (Tnt/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya