Alex Bilodeau sontak lari, sesaat setelah ia dinyatakan mendapatkan nilai tertinggi dalam ajang ski gaya bebas (freestyle ski) di ajang Olimpiade Musim Dingin di Sochi, Rusia, Senin 10 Februari 2014 malam. Itu medali emas olimpiade kedua dalam ajang tunggal yang ia raih sepanjang karir.
Atlet asal Kanada berusia 26 tahun itu melesat ke arah seseorang yang paling berarti, untuk berbagi kemenangan: kakaknya yang hidup dengan disabilitas.
Alex tak pernah malu atau menyembunyikan keberadaan sang kakak yang hidup dengan segala keterbatasan. Ia justru kerap berbagi kisah, betapa ia sangat dekat dengan saudaranya Frederic, yang didiagnosa menderita cerebral palsy di usia muda.
Para penonton ikut terharu saat Alex memeluk sang kakak dan mengangkat tubuhnya. Mereka berdua meneriakkan pekik kemenangan dan membentangkan bendera Kanada. Udara di Sochi memang tak terkira dinginnya, namun rasa hangat mengalir di hati orang-orang yang melihat adegan dua bersaudara itu.
"Sama seperti setiap orang, ia punya banyak mimpi namun sebagian besar keinginannya tak mampu diraihnya. Ia kerap menceritakan tentang impiannya dan tak pernah mengeluh meski tak sanggup mencapainya," kata Alex soal kakaknya, seperti dimuat Daily Mail, 11 Februari 2014.
"Setiap hari saya merasa sangat beruntung menjadi orang normal yang memiliki kesempatan untuk meraih mimpi, tapi kakak saya tidak punya kesempatan itu."
Sebagai bentuk penghormatan pada sang kakak, Alex merasa harus maju dan meraih semua impiannya dan mimpi yang 'dititipkan' padanya.
Padahal, "Dengan semangat dan motivasinya yang amat besar, ia seharusnya bisa jadi juara Olimpiade empat kali," kata Alex. "(Dua medali emas), itu setidaknya yang bisa lakukan. Kakak saya adalah inspirasiku, saat kuliah, latihan, untuk apapun yang saya lakukan dalam hidup."
Foto-foto Alex dan Frederic merayakan kemenangan menjadi salah satu yang menggugah dari ajang Olimpiade Sochi.
Ales Bilodeau melakukan aksinya hampir tanpa cacat di final dan mendapat skor 26,31 di Rosa Khutor Extreme Park.
Ini mungkin medali terakhir yang ia raih. Setelah Olimpiade Sochi, Alex memutuskan untuk pensiun dan fokus di karirnya di bidang akuntansi. (Ein/Yus)
Baca juga:
Hebat, Napi Palestina Jadi Sarjana dan S2 di Balik Penjara Israel
Hebat! Mahasiswa China Rawat Ayah Lumpuh Sembari Kuliah
Lawan Bomber Bunuh Diri, Bocah 14 Tahun Tewas Sebagai Pahlawan
Atlet asal Kanada berusia 26 tahun itu melesat ke arah seseorang yang paling berarti, untuk berbagi kemenangan: kakaknya yang hidup dengan disabilitas.
Alex tak pernah malu atau menyembunyikan keberadaan sang kakak yang hidup dengan segala keterbatasan. Ia justru kerap berbagi kisah, betapa ia sangat dekat dengan saudaranya Frederic, yang didiagnosa menderita cerebral palsy di usia muda.
Para penonton ikut terharu saat Alex memeluk sang kakak dan mengangkat tubuhnya. Mereka berdua meneriakkan pekik kemenangan dan membentangkan bendera Kanada. Udara di Sochi memang tak terkira dinginnya, namun rasa hangat mengalir di hati orang-orang yang melihat adegan dua bersaudara itu.
"Sama seperti setiap orang, ia punya banyak mimpi namun sebagian besar keinginannya tak mampu diraihnya. Ia kerap menceritakan tentang impiannya dan tak pernah mengeluh meski tak sanggup mencapainya," kata Alex soal kakaknya, seperti dimuat Daily Mail, 11 Februari 2014.
"Setiap hari saya merasa sangat beruntung menjadi orang normal yang memiliki kesempatan untuk meraih mimpi, tapi kakak saya tidak punya kesempatan itu."
Sebagai bentuk penghormatan pada sang kakak, Alex merasa harus maju dan meraih semua impiannya dan mimpi yang 'dititipkan' padanya.
Padahal, "Dengan semangat dan motivasinya yang amat besar, ia seharusnya bisa jadi juara Olimpiade empat kali," kata Alex. "(Dua medali emas), itu setidaknya yang bisa lakukan. Kakak saya adalah inspirasiku, saat kuliah, latihan, untuk apapun yang saya lakukan dalam hidup."
Foto-foto Alex dan Frederic merayakan kemenangan menjadi salah satu yang menggugah dari ajang Olimpiade Sochi.
Ales Bilodeau melakukan aksinya hampir tanpa cacat di final dan mendapat skor 26,31 di Rosa Khutor Extreme Park.
Ini mungkin medali terakhir yang ia raih. Setelah Olimpiade Sochi, Alex memutuskan untuk pensiun dan fokus di karirnya di bidang akuntansi. (Ein/Yus)
Baca juga:
Hebat, Napi Palestina Jadi Sarjana dan S2 di Balik Penjara Israel
Hebat! Mahasiswa China Rawat Ayah Lumpuh Sembari Kuliah
Lawan Bomber Bunuh Diri, Bocah 14 Tahun Tewas Sebagai Pahlawan