Maskapai Etihad yang terbang dari Melbourne dengan tujuan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, terpaksa mendarat darurat di Jakarta. Pendaratan darurat di Ibukota itu dipicu oleh kebakaran pada toilet kabin pesawat.
Kebakaran itu bahkan terjadi hingga 3 kali. 2 Di antaranya terjadi sebelum pesawat mendarat di Jakarta. Penerbangan EY461 yang meninggalkan Melbourne pada Senin 17 Februari lalu sekitar pukul 23.00 itu akhirnya tiba 4 jam lebih lama dari jadwal.
"Api berasal dari toilet dan asap memenuhi kabin. Kebakaran pertama terjadi sekitar 3-4 jam setelah lepas landas. Ketika itu kami sedang di atas laut dan sebagian besar penumpang tertidur sehingga tak begitu menyadari," kata seorang penumpang yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dimuat News.com.au, Rabu (19/2/2014).
Karena Rokok?
Wanita itu menduga, kebakaran tersebut dipicu oleh rokok. Asumsi ini terbit lantaran setelah api dipadamkan, petugas memberikan pengumuman yang berisi peringatan keras tentang larangan merokok di dalam pesawat.
"Kebakaran kedua berada di toilet belakang, tidak jauh dari tempat saya duduk. Saya bisa melihat api dan kabin dipenuhi asap. Dibutuhkan dua tabung alat pemadam untuk mengatasi kobaran api."
Pesawat, lanjut dia, kemudian melakukan pengalihan darurat ke Jakarta dan menetap di bandara -- yang diduga Soekarno-Hatta, Cengkareng -- selama 2,5 jam. Di sana, semua penumpang kelas ekonomi harus turun dari pesawat dan melalui pemeriksaan keamanan rutin.
Seorang juru bicara Etihad mengatakan kepada News Corp Australia, pesawat Boeing 777-300ER itu terpaksa dialihkan ke Jakarta di tengah penerbangannya karena serangkaian insiden di dalam pesawat.
"Ketika asap terdeteksi pada dua toilet di penerbangan EY461 dari Melbourne ke Abu Dhabi pada 17 Februari, kapten memutuskan untuk mengalihkan pesawat sebagai langkah pencegahan dan mendarat di Jakarta agar pihak berwenang dapat membantunya melakukan pemeriksaan keamanan terhadap situasi tersebut. Pesawat pun mendarat dengan selamat."
Namun setelah melakukan investigasi singkat, petugas tak menemukan penyebab kebakaran itu. Setelah memeriksa penumpang beserta barang bawaan mereka, penerbangan ke Abu Dhabi pun dilanjutkan. Sementara kapten pesawat akhirnya memutuskan untuk melakukan kontrol ketat terhadap pergerakan penumpang di kabin, terutama akses ke toilet.
"Itu tidak menyeluruh. Tak ada tersangka yang teridentifikasi dan karena masalah imigrasi, kami tidak bisa tinggal di Jakarta. Kami tidak memiliki pilihan kecuali meneruskan penerbangan ke Abu Dhabi," lanjut juru bicara itu.
Terbakar Lagi
Para penumpang sangat khawatir saat kembali ke dalam pesawat. Kapten pesawat sampai harus keluar untuk meyakinkan para penumpang dan mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi. Namun dua jam sebelum mendarat di Abu Dhabi, saat pesawat berada tepat di atas Samudera Hindia, kebakaran terjadi lagi.
Api kembali muncul di toilet lain saat awak kabin sedang menyiapkan sarapan para penumpang. Akibatnya, para penumpang yang seharusnya menyantap sarapan nan lezat hanya mendapatkan sebuah muffin dan 1 minuman setelah menempuh penerbangan selama 12 jam.
"Kapten memutuskan untuk memposisikan awak kabin di masing-masing toilet yang berarti bahwa layanan kabin normal tidak memungkinkan. Layanan makanan dan minuman dihentikan dan kru terus memantau dan mengamankan akses toilet selama sisa penerbangan," menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan Etihad.
Setibanya di bandara tujuan, penumpang pun meluapkan kekesalannya melalui jejaring sosial, Twitter dan Instagram. Seperti Akun @TraceylLee yang berkicau, "Etihad Airways tidak memberi makan pelanggannya selama hampir 15 jam adalah hal yang memalukan. Maskapai terbaik tahun ini? Lucu sekali."
Sementara itu, pihak maskapai menyatakan, saat kedatangan di Bandara Abu Dhabi, seluruh penumpang dan awak sempat diinterogasi oleh pemerintah setempat. Penumpang pun menjadi sasaran pemeriksaan keamanan menyeluruh. Hingga kini polisi masih melanjutkan penyelidikan di Abu Dhabi. (Ndy/Yus)
Kebakaran itu bahkan terjadi hingga 3 kali. 2 Di antaranya terjadi sebelum pesawat mendarat di Jakarta. Penerbangan EY461 yang meninggalkan Melbourne pada Senin 17 Februari lalu sekitar pukul 23.00 itu akhirnya tiba 4 jam lebih lama dari jadwal.
"Api berasal dari toilet dan asap memenuhi kabin. Kebakaran pertama terjadi sekitar 3-4 jam setelah lepas landas. Ketika itu kami sedang di atas laut dan sebagian besar penumpang tertidur sehingga tak begitu menyadari," kata seorang penumpang yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dimuat News.com.au, Rabu (19/2/2014).
Karena Rokok?
Wanita itu menduga, kebakaran tersebut dipicu oleh rokok. Asumsi ini terbit lantaran setelah api dipadamkan, petugas memberikan pengumuman yang berisi peringatan keras tentang larangan merokok di dalam pesawat.
"Kebakaran kedua berada di toilet belakang, tidak jauh dari tempat saya duduk. Saya bisa melihat api dan kabin dipenuhi asap. Dibutuhkan dua tabung alat pemadam untuk mengatasi kobaran api."
Pesawat, lanjut dia, kemudian melakukan pengalihan darurat ke Jakarta dan menetap di bandara -- yang diduga Soekarno-Hatta, Cengkareng -- selama 2,5 jam. Di sana, semua penumpang kelas ekonomi harus turun dari pesawat dan melalui pemeriksaan keamanan rutin.
Seorang juru bicara Etihad mengatakan kepada News Corp Australia, pesawat Boeing 777-300ER itu terpaksa dialihkan ke Jakarta di tengah penerbangannya karena serangkaian insiden di dalam pesawat.
"Ketika asap terdeteksi pada dua toilet di penerbangan EY461 dari Melbourne ke Abu Dhabi pada 17 Februari, kapten memutuskan untuk mengalihkan pesawat sebagai langkah pencegahan dan mendarat di Jakarta agar pihak berwenang dapat membantunya melakukan pemeriksaan keamanan terhadap situasi tersebut. Pesawat pun mendarat dengan selamat."
Namun setelah melakukan investigasi singkat, petugas tak menemukan penyebab kebakaran itu. Setelah memeriksa penumpang beserta barang bawaan mereka, penerbangan ke Abu Dhabi pun dilanjutkan. Sementara kapten pesawat akhirnya memutuskan untuk melakukan kontrol ketat terhadap pergerakan penumpang di kabin, terutama akses ke toilet.
"Itu tidak menyeluruh. Tak ada tersangka yang teridentifikasi dan karena masalah imigrasi, kami tidak bisa tinggal di Jakarta. Kami tidak memiliki pilihan kecuali meneruskan penerbangan ke Abu Dhabi," lanjut juru bicara itu.
Terbakar Lagi
Para penumpang sangat khawatir saat kembali ke dalam pesawat. Kapten pesawat sampai harus keluar untuk meyakinkan para penumpang dan mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi. Namun dua jam sebelum mendarat di Abu Dhabi, saat pesawat berada tepat di atas Samudera Hindia, kebakaran terjadi lagi.
Api kembali muncul di toilet lain saat awak kabin sedang menyiapkan sarapan para penumpang. Akibatnya, para penumpang yang seharusnya menyantap sarapan nan lezat hanya mendapatkan sebuah muffin dan 1 minuman setelah menempuh penerbangan selama 12 jam.
"Kapten memutuskan untuk memposisikan awak kabin di masing-masing toilet yang berarti bahwa layanan kabin normal tidak memungkinkan. Layanan makanan dan minuman dihentikan dan kru terus memantau dan mengamankan akses toilet selama sisa penerbangan," menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan Etihad.
Setibanya di bandara tujuan, penumpang pun meluapkan kekesalannya melalui jejaring sosial, Twitter dan Instagram. Seperti Akun @TraceylLee yang berkicau, "Etihad Airways tidak memberi makan pelanggannya selama hampir 15 jam adalah hal yang memalukan. Maskapai terbaik tahun ini? Lucu sekali."
Sementara itu, pihak maskapai menyatakan, saat kedatangan di Bandara Abu Dhabi, seluruh penumpang dan awak sempat diinterogasi oleh pemerintah setempat. Penumpang pun menjadi sasaran pemeriksaan keamanan menyeluruh. Hingga kini polisi masih melanjutkan penyelidikan di Abu Dhabi. (Ndy/Yus)