Liputan6.com, Jakarta Banjir yang menggenangi Kota Jakarta terjadi hampir sebulan sejak 13 Januari hingga 12 Februari 2014. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, banjir tahun ini memiliki interval lebih panjang.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dr. Jhon ST Marbun M. Kes dalam acara 'Wipol Aksi Anti Kuman' Tingkatkan Kesadaran Perilaku Hidup Bersih Sehat Masyarakat di Hotel L-Meredien, Jakarta, Rabu (12/3/2014).
Menurut dia, salah satu penyebabnya adalah masih minimnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak hanya masyarakat kalangan atas, tapi juga kalangan bawah. Banyak yang masih hidup jorok, seenaknya membuang sampah di sungai.
Advertisement
"Interval lebih panjang ini dapat dilihat pada pengungsi di Kampung Pulo, yang bolak balik dari rumah ke pengungsian sebanyak enam kali. Sudah balik ke rumah, tiba-tiba hujan, banjir, dan balik lagi ke rumah," kata dr. Jhon menjelaskan.
Akibat banjir di awal tahun 2014 ini, dari 43.602 pengungsi, 40.360 orang terserang penyakit, serta 15 orang yang dinyatakan meninggal dunia.
Memang, meski sudah mendapatkan edukasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, menurut Jhon, masih banyak warga masyarakat yang belum perduli. Seakan-akan, PHBS ini hanya dapat dilakukan satu pihak saja, tanpa melibatkan pihak lainnya.
"Tapi kalau saya lihat di lapangan, masyarakat sudah bergerak ke arah lebih baik," kata dia menerangkan.