Gangguan Kesehatan yang Bisa Dihadapi Pilot Saat Penerbangan

Gangguan kesehatan akibat kekurangan oksigen (hipoksia) dalam tubuh bukan hanya dapat terjadi pada pendaki gunung.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Apr 2014, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2014, 16:00 WIB
Gangguan Kesehatan Pilot yang Bisa Dihadapi Saat Penerbangan
-Ilustrasi-

Liputan6.com, Jakarta Gangguan kesehatan akibat kekurangan oksigen (hipoksia) dalam tubuh bukan hanya dapat terjadi pada pendaki gunung. Dalam kasus lain, hipoksia juga dapat menyerang awak kabin pesawat termasuk pilot.

Seperti disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penerbangan dr Soemardoko Tjokrowidigdo SpM, SpKP bahwa pada kondisi ini seorang pilot dapat mengalami gangguan kesehatan seperti hipoksia.

"Hipoksia terjadi karena ada perbedaan tekanan udara antara tekanan oksigen pada paru-paru dan tekanan oksigen dalam darah dan jaringan. Hal ini mengakibatkan, seorang pilot mengalami kekurangan oksigen di sel-sel dan jaringan tubuh yang akan menimbulkan gangguan fungsi," kata Soemardoko saat ditemui di Kantor Pusat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Jakarta, ditulis Selasa (8/4/2014).

Tandanya, pilot mengalami hipoksia ini, lanjut Soemardoko, napas akan lebih cepat dan oksigen akan keluar terus. Padahal selama di atas, oksigen sangat dibutuhkan untuk mengatur ritme pernapasan. Kalau oksigen tidak diatur, pernapasannya berhenti.

Jadi sejak ketinggian berapa gangguan kesehatan ini dapat dialami pilot?

"Inilah kenapa pilot sebenarnya nggak boleh terbang lebih dari 10.000 feet kecuali emergency. Karena pada ketinggian tersebut, pilot dapat mengalami hipoksia. Namun karena sekarang ada yang namanya cabin pressurization (pengontrol tekanan udara) jadi bisa membuat kabin seolah-olah berada tetap pada ketinggian 5000 feet," terang Soemardoko.

Soemardoko menjelaskan, hal ini juga berlaku pada penerbangan komersial atau Airlines yang maksimal ketinggian tidak boleh lebih dari 40.000 feet.

"Di Airlines juga sama. Ketinggian maksimal sebenarnya 40.000 feet. Bila ketinggian lebih dari itu, maka akan terjadi kebocoran tekanan udara dan penyelamatannya sulit," ujar Soemardoko.

Soemardoko menambahkan, untuk meminimalisasi kecelakaan pesawat, pilot biasanya diajarkan 300, 90 dan 1. Artinya, 300 kemungkinan kecelakaan bisa dihindari dengan disiplin sehingga menyisakan 90. Dari 90 kemungkinan kecelakaan, yang benar-benar celaka itu hanya 1. "1 ini bisa dilatih supaya dia tetap pada SOP yang sudah ada."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya