Liputan6.com, London Waspadalah dengan sindrom kepala meledak (EHS). Kondisi ini terdengar seperti dibuat-buat, tapi sindrom kepala meledak termasuk gangguan medis yang menakutkan yang membuat seseorang tak bisa tidur.
Orang yang mengalami sindrom kepala meledak mendengar suara yang keras ketika akan tidur atau bangun tidur. Jenis kebisingan ini bisa bervariasi dari ledakan, suara kembang api hingga pintu dibanting, bunyi tembakan senjata, raungan besar, teriakan, guntur, atau petir. Suara tersebut mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa detik.
Sebelum mendengar suara keras, satu dari 10 penderita mengalami gangguan penglihatan seperti melihat petir. Ini mirip dengan gejala yang dialami beberapa orang sebelum sakit migrain.
"Berbeda dengan migrain, gejala visual yang singkat biasanya flash tunggal," kata Ahli Saraf di Walton Centre NHS Foundation, Liverpool, Nicholas Silver, seperti dilansir MailOnline, Selasa (6/5/2014).
Sindrom kepala meledak bisa menyebabkan sakit kepala ringan dan sensasi panas. Beberapa orang hanya mengalami sekali serangan di dalam kehidupannya, sementara yang lain ada yang mengalaminya tujuh kali dalam semalam.
Kondisi ini bisa menyebabkan masalah tidur dan yang lebih buruk menyebabkan takikardia, denyut jantung lebih cepat dari biasanya dan jantung berdebar-debar.
Dalam jangka panjang, sindrom ini bisa menyebabkan gangguan panik, depresi dan catastrophising, di mana pasien salah menafsirkan gejala sebagai tanda-tanda kondisi yang lebih serius, seperti stroke.
Gangguan medis tersebut lebih sering terjadi pada perempuan dan biasanya memengaruhi yang usianya di atas 50 tahun, meskipun ada juga laporan anak-anak berusia 10 tahun mengalaminya.
Penyebab sindrom ini belum diketahui. Tapi, salah satu teori menyebutkan ini terjadi karena masalah telinga, terutama yang memengaruhi tuba eustachius, yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang hidung dan tenggorokan.
Sindrom kepala meledak sering salah diagnosa sebagai migrain, sakit kepala cluster (sakit parah di satu sisi), sakit di belakang mata. Dengan salahnya diagnosa, orang dengan EHS bisa menerima pengobatan yang tak tepat.
Waspada Sindrom Kepala Meledak yang Mengganggu Tidur Anda!
Kondisi ini terdengar seperti dibuat-buat, tapi sindrom kepala meledak termasuk gangguan medis yang bisa membuat orang tak bisa tidur.
diperbarui 06 Mei 2014, 18:03 WIBDiterbitkan 06 Mei 2014, 18:03 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Elon Musk Ingin Pengguna X Unggah Data Medis, Terobosan AI atau Ancaman Privasi?
Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Pemilih Paslon Koster-Giri di Bali Dihalangi
Cak Lontong Ingatkan Aparat Tak Intervensi Pilkada Jakarta: Ada Sanksi Pidananya
KPEI Catat Total Transaksi USD 168 Juta, Perbankan Diminta Jadi Anggota Kliring
Jadwal Sholat Tegal Bulan November dan Desember, Jadi Panduan Ibadah
Link Live Streaming Liga Champions Liverpool vs Real Madrid, Kamis 28 November 2024 Pukul 03.00 WIB di Vidio
Deretan Idol Kpop Berzodiak Sagitarius, Pemilik Elemen Api yang Penuh Ambisi
Dari BCL Hingga Luna Maya dan Raffi Ahmad, Ini 6 Potret Artis Pamer Jari Ungu Usai Nyoblos Pilkada 2024
Lebih dari 200 Penerbangan di Seoul Korea Selatan Terdampak Hujan Salju yang Memecahkan Rekor
Pilgub Jateng: Andika - Hendi Kalah di TPS Ahmad Luthfi
Raih 10 Persen Suara Versi Quick Count, Dharma Siap Komunikasi dengan Pramono dan RK
Zurich Indonesia Selaraskan Bisnis dan Keberlanjutan