Bahaya Anemia pada Ibu Hamil

Anemia atau kekurangan darah merah pada wanita hamil tidak bisa dianggap sepele

oleh Fitri Syarifah diperbarui 21 Jul 2014, 20:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 20:30 WIB
Bahaya Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia atau kekurangan darah merah pada wanita hamil tidak bisa dianggap sepele

Liputan6.com, Jakarta Anemia atau kekurangan darah merah pada wanita hamil tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya pada ibu, anemia bisa menyebabkan kematian akibat pendarahan pada saat persalinan. Dan pada bayi, bisa berisiko lahir prematur atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Demikian disampaikan Koordinator Sistem Kesehatan untuk program pemberian tablet tambah darah pada wanita hamil dari Micronutrient Initiative, dr Adhi Sanjaya., MSc-IH saat diwawancarai Liputan6.com, ditulis Senin (21/7/2014).

"Kalau wanita hamil, dia anemia, anaknya akan berat badan lahir rendah atau prematur. Jadi belum 9 bulan, dia udah keluar. Tapi perlu ditekankan, anemia adalah kekurangan darah bukanlah rendahnya tekanan darah sebab masih banyak yang tidak membedakan," kata Adhi.

Adhi menerangkan, penyebab anemia pada wanita biasanya adalah kurang makanan bergizi, infeksi malaria, cacingan dan pendarahan saat melahirkan. Yang paling dikhawatirkan adalah jika wanita hamil anemia dan tidak mau minum obat tambah darah ditambah mengalami pendarahan hebat saat melahirkan. Karena hal tersebut bisa berisiko kematian.

"Setiap wanita melahirkan baik caesar atau normal pasti mengeluarkan darah. Berapa banyaknya tergantung lama persalinan. Masalahnya jika Hb (hemoglobin) ibu turun terus akan membahayakan dirinya. Itulah sebabnya semua ibu setelah melahirkan pasti terlihat pucat dan kelelahan. Itu mereka kekurangan darah," jelasnya.

Walaupun transfusi paling cepat mengganti darah ibu yang baru melahirkan. Tapi sayangnya, tidak di setiap puskesmas atau layanan kesehatan di desa memiliki persediaan darah. "Darah kan harus disimpan khusus dan memiliki batas penggunaan. Jadi solusinya ibu hamil harus rutin minum obat tambah darah yang diberikan petugas kesehatan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya