Liputan6.com, Jakarta Darurat gizi. Itulah yang bisa diungkapkan para pakar gizi melihat gizi buruk masyarakat Indonesia. Bahkan Pakar gizi dari Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Endang L. Achadi mengatakan malnutrisi terjadi hampir di semua wilayah Indonesia.
"Semua wilayah masih mengalami gizi buruk. Misalnya di Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah. Di sana, propporsi balita yang menderita stunting (pendek) di atas 30 persen, jadi masih tinggi itu," kata Endang saat seminar Nutritalk di Yogyakarta, ditulis Selasa (2/9/2014).
Di samping itu, anak-anak yang kurus sekali juga masih tersebar di seluruh bagian Indonesia. Data Riskesdas 2010 juga memperlihatkan bahwa masih terdapat 20 propinsi dengan frekuensi anak pendek di atas angka frekuensi nasional dan terdapat 15 propinsi dengan frekuensi anak kurus diatas angka frekuensi nasional.
"Data 2013, kalau stunting itu lebih kurang 37,2 persen. 20 provinsi itu lebih dari 37,2 persen rata-ratanya. Tetapi, ketika dilihat per provinsi terdapat 20 persen anak kurang gizi," ujarnya.
Advertisement