2,4 Miliar Penduduk Dunia Enggan Obati Gigi yang Rusak

Tidak mengobati gigi yang rusak bisa akibatkan gigi berlubang, infeksi, dan penyakit mulut.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 07 Mar 2015, 12:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2015, 12:00 WIB
2,4 Miliar Penduduk Dunia Enggan Obati Gigi yang Rusak
Foto: healthrow.net

Liputan6.com, New York- Kerusakan gigi yang tidak diobati dapat menimbulkan aneka masalah yang lebih berat. Sayangnya, sekitar 2,4 miliar penduduk dunia enggan mengobati giginya yang rusak dan terdapat 190 juta kasus kerusakan gigi baru setiap tahunnya seperti diungkapkan dalam Journal of Dental Research.

"Angka ini sangat besar, sangat mengkhawatirkan bila banyak orang mengabaikan dan tidak mengobati gigi yang rusak," terang peneliti utama studi ini , dokter Wagner Marcenes seperti dilansir laman Time, Jumat (6/3/2015).

Hasil penelitian ini didapatkan dari 378 studi yang mengamati gigi penduduk dunia dari tahun 1990 hingga 2010. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 2,4 miliar orang mengalami kerusakan pada gigi dewasa namun enggan untuk mengobatinya. Lalu, terdapat lebih dari 621 juta anak-anak yang gigi susunya rusak dan tidak diobati.

Padahal ada dampak buruk yang besar gara-gara tidak mengobati kerusakan gigi seperti gigi berlubang, infeksi, abses, penyakit mulut. Pada anak hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan tingkat absensi yang tinggi di sekolah. Sedangkan bagi orang dewas dapat membuat mereka tidak produktif.

Lalu apa penyebab banyaknya kerusakan gigi pada masyarakat dunia? Peneliti memperkirakan kerusakan gigi terjadi karena konsumsi gula yang terlalu tinggi.

 

Baca Juga:

Gigi Belakang paling Sering Berlubang

5 Jenis Makanan Penyegar Gigi dan Mulut

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya