DBD yang Menghantui Jakarta Akhirnya Menyerang sang Gubernur

Demam Berdarah kini justru mengenai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Mar 2015, 19:50 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2015, 19:50 WIB
Uji Klinis Sukses, Vaksin DBD Siap Digunakan 2015
Perusahaan farmasi asal Perancis, Sanofi SA akhirnya mengumumkan kesiapannya meluncurkan vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 2015

Liputan6.com, Jakarta Setelah sempat dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa daerah Indonesia, Demam Berdarah kini justru menyerang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Kepala Balitbangkes Prof Tjandra Yoga Aditama sempat mengungkapkan bahwa gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian.

"Masa inkubasi penyakit ini 3 -14 hari tetapi pada umumnya 4 - 7 hari. Hingga saat ini vaksin masih terus dikembangkan sementara pengobatan terhadap penderita hanya bersifat simtomatis dan suportif," katanya dalam rilis, Senin (9/3/2015).

Kementerian Kesehatan sendiri mencatat, Pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu :  

1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain

2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan

3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.   
 
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan sepert:

1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan

2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk

3) Menggunakan kelambu saat tidur

4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk

5) Menanam tanaman pengusir nyamuk

6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah

7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.
 
Sebelumnya, hingga pertengahan bulan Desember 2014 tercatat penderita DBD di 34 provinsi sebesar 71.668 orang, 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (2013) dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871. 

Meskipun secara umum terjadi penurunan kasus tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya namun pada beberapa provinsi mengalami peningkatan jumlah kasus DBD, diantaranya Sumatra Utara, Riau, Kepri, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Bali dan Kalimantan Utara.

Tercatat ada lebih kurang 7 kabupaten/kota yang melaporkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) DBD pada tahun 2014 ini yaitu Kabupaten Morowali (Sulteng), Kabupaten Sintang (Kalbar), Kabupaten Belitung Timur (Babel), Kabupaten Bangka Barat (Babel), Kabupaten Ketapang (Kalbar), Kabupaten Karimun (Riau) dan Kota Dumai (Riau). Diharapkan hingga akhir tahun 2014, baik jumlah penderita maupun jumlah kematian DBD dapat ditekan di bawah jumlah kasus dan kematian DBD yang dilaporkan pada tahun 2013.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya