Liputan6.com, Jakarta BPJS Kesehatan mendukung program gerakan nasional guna mencegah dan mendeteksi kanker serviks pada perempuan yang digagas oleh pemerintah melalui Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang dipimpin Ibu Negara, Iriana Widodo.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan program OASE Kabinet Kerja, BPJS bekerjasama dengan instansi pemerintah dan pihak lainnya telah melakukan pelatihan IVA dan pap smear terhadap 2.143 dokter umum dan bidan. Serta telah melakukan pemeriksaan IVA dan pap smear terhadap puluhan ribu perempuan guna mencegah maupun mendeteksi kanker serviks.
"Kami mendukung penuh gerakan nasional yang diluncurkan oleh Ibu Negara karena kami memiliki kepentingan mencegah masyarakat menjadi sakit atau agar sakitnya tidak terlalu parah," terang Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia yang dilakukan di Puskesmas Nanggulan Kabupaten Kulonprogo, DIY pada Selasa (21/4/2015).
Advertisement
Sebelum gerakan nasional ini hadir, Fahmi mengungkapkan bahwa BPJS Kesehatan sudah menjalankan tindakan promotif dan preventif ini sejak tahun 2014. Bahkan pada saat masih berbentuk PT. Askes di tahun 2013 juga sudah menggalakkan deteksi dini pada pesertanya.
"Jadi program promotif dan preventif yang selama ini telah kami kerjakan makin diperkuat dengan gerakan nasional ini," lanjut Fahmi.
Untuk bisa menjadikan tes IVA sebagai sebuah gerakan nasional, Fahmi menekankan pentingnya sosialisasi pada masyarakat khususnya perempuan. "Tidak semua ibu memiliki keinginan untuk memeriksakan diri lewat tes IVA maupun pap smear karena ini terkait privasi," terang pria berkacamata ini.
Tes IVA atau Inspeksi Visual dengan Asam Asetat merupakan cara deteksi dini kanker pada perempuan yang sudah berhubungan intim yang bisa dilakukan di puskesmas maupun bidan terlatih. Teknologi IVA memiliki sensitivitas yang baik bahkan bisa mendeteksi lesi (luka) pra kanker di leher rahim.