Liputan6.com, Beijing Sebuah penelitan yang belum lama dipublikasikan dalam Jurnal Kesehatan The Lancet mengungkap tingginya kematian akibat rokok di China.
Seperti diberitakan Time, Senin (12/10/2015) studi ini menemukan, jumlah kematian tinggi karena dua pertiga anak muda di China mulai merokok. Kebanyakan di antara mereka memulainya sebelum berusia 20 tahun. Jumlah ini diprediksi akan meningkat dua kali lipat pada 2030.
Baca Juga
"Tanpa tindakan cepat, komitmen, dan tindakan untuk mengurangi rokok, negeri Tirai Bambu ini akan menjadi negara yang berada di peringkat pertama jumlah kematian tertinggi akibat rokok," kata Profesor Li Liming dari Academy of Medical Sciences di Beijing.
Advertisement
Laman berita Reuters melaporkan, pemerintah China sebenarnya telah membuat upaya untuk membatasi rokok di perkotaan, termasuk kawasan merokok di tempat umum. Namun penggunaan tembakau meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir, bahkan pada wanita pun demikian.
Data WHO mencatat, kini rokok telah membunuh hampir 6 juta orang per tahun, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Jika kecenderungan ini terus meningkat, jumlah kematian akibat rokok akan meningkat menjadi 8 juta per tahun pada 2030.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan RI mencatat pada 2007 saja kematian akibat rokok di Indonesia mencapai 427.948 orang dan jumlah ini diprediksi akan terus meningkat. Keluhan yang paling sering terjadi mulai dari asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker. (*)