Hati-hati Mencukur Bulu Miss V

Menghilangkan bulu Miss V dengan cara waxing bisa memengaruhi kesehatan Anda.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 20 Okt 2015, 11:45 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2015, 11:45 WIB
Perasaanmu Saat Pertama Kali Mencoba Bikini Waxing
Begini mungkin tahapan perasaanmu saat pertama kali mencoba perontokkan bulu-bulu di wilayah tertentu.

Liputan6.com, Jakarta Meski banyak wanita tak menyadari ini, menghilangkan bulu Miss V dengan cara waxing bisa memengaruhi kesehatan Anda. Kebiasaan merawat bagian pribadi ini telah menjadi kebiasaan umum belakangan ini sehingga nyaris tak seorangpun menurigai risiko kesehatan yang mengintai di belakangnya. Menurut penelitian terbaru, sebagian wanita yang mencukur bersih atau sebagian rambut kemaluannya berisiko mengembangkan kondisi kesehatan yang sangat serius.

Menurut Andrea De Maria mengenai studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics & Gynecology, "Perempuan sekarang tak menyadari risiko dari mencukur rambut pubis, karena mereka juga menghilangkan bulu-bulu yang tumbuh di bagian tubuh lainnya."

Berdasarkan studi, 87 persen wanita menghilangkan semua atau sebagian bulu pubis, sementara 90 persen lainnya mencukur dengan alat cukur (razor).

Masalahnya, kulit di area genital jauh lebih sensitif ketimbang kulit di bagian lain seperti kaki misalnya. Itu sebabnya bercukur bisa menyebabkan cedera kecil terutama jika dilakukan terburu-buru. Wanita lebih mudah tersayat atau teriris ketika bercukur karena mereka tak dapat melihat kontur area pribadi mereka dengan jelas.

Bahkan 60 persen wanita dilaporkan mengalami efek samping seperti terkikis, diikuti dengan bulu-bulu yang tumbuh ke dalam setelah menghilangkan bulu kemaluan.


Meski yang telah disebutkan tadi merupakan cedera ringan pada kulit, namun bukan berarti tak menyakitkan atau tak berbahaya. Yang pasti, kulit genital penuh kelenjar keringat, artinya area ini biasanya lembap dan gelap, membuatnya jadi tempat ideal bagi bakteri berkembang biak. Sedikit pengikisan atau luka di kulit membuatnya mudah jadi sasaran bakteri atau infeksi. Penyakit menular seksual, termasuk herpes dan HPV mudah ditulari karena tak ada bulu pubis yang mencegah infeksi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya