Sering Stres Bisa Pertinggi Risiko Demensia

Stres kronis membuat sel-sel saraf di bagian otak terkena pengaruhnya. Kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko terkena demensia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Jan 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2016, 17:00 WIB
Inspirasi Kegiatan untuk Enyahkan Stres Usai Kerja
Merasa stres karena pekerjaan yang tanpa akhir memang kerap terjadi. Yuk, enyahkan dengan lakukan hal ini!

Liputan6.com, London - Siapa sih yang tidak pernah stres? Tentu dalam kehidupan sehari-hari stres merupakan salah satu hal yang umum terjadi. Entah karena tekanan pekerjaan hingga kondisi perekonomian. Namun ada baiknya mengontrol stres yang menimpa. Berdasarkan studi dari Kanada, risiko seseorang dengan stres kronis terkena demensia meningkat.

Demensia merupakan kondisi ketika kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran.

Saat seseorang stres kronis, sel-sel saraf di otak mengalami kerusakan. Jika stres terjadi secara berkepanjangan, sel-sel saraf akan mengalami degenerasi dan gangguan fungsi hipokampus, ini adalah bagian otak terkait dengan ingatan.

Selain itu, stres kronis juga mempengaruhi kondisi prefrontal cortex (PFC), bagian otak yang mempengaruhi perilaku.

"Hal tersebut meningkatkan risiko gangguan neuro-psychiatric termasuk depresi dan demensia," kata salah satu peneliti dari University of Toronto, dokter Lindah Mah seperti dikutip laman The Sun, Minggu (24/1/2016).

Hal ini diketahui dengan menganalisis data beberapa studi sebelumnya di laboratorium hewan. Mereka menemukan aktivitas otak tidak biasa ketika subjek penelitian mengalami stres kronis.

Menurut dokter Mah, perlu ada studi yang menemukan aktivitas lain yang mampu mengurangi stres. Bisa jadi olahraga atau terapi perilaku kognitif.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya