Pengertian
Dementia sering disalahartikan sebagai penyakit pikun. Namun sebenarnya, demensia bukanlah penyakit melainkan gejala suatu penyakit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan daya ingat atau kondisi di mana seseorang kesulitan untuk mengingat sesuatu dari memorinya.
Kondisi ini juga dapat menimbulkan gangguan dalam berbahasa, serta ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya mudah tersesat saat menyetir.
Meskipun hilangnya daya ingat sering terjadi pada orang yang pikun karena demensia, berkurangnya daya ingat tidak berarti membuat sesorang pasti menderita demensia. Berkurangnya daya ingat pada tingkat tertentu bisa jadi merupakan proses penuaan yang normal.
Komplikasi
Demensia yang tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Nutrisi yang tidak tercukupi
Banyak orang dengan pikun karena demensia akan mengurangi atau berhenti makan dan minum pada akhirnya. Mereka bisa jadi lupa untuk makan dan berpikir bahwa mereka sudah makan.
Perubahan waktu makan atau gangguan suara berisik di sekitarnya juga dapat mengganggu kegiatan makan mereka. Seringkali, pikun atau demensia yang sudah berat membuat kehilangan kontrol pada otot-otot yang digunakan untuk mengunyah dan menelan.
Hal tersebut dapat membuat menimbulkan risiko tersedak atau kemasukan makanan ke dalam paru. Jika ini terjadi, makanan tersebut bisa menghalangi pernapasan dan menyebabkan peradangan paru.]
- Penurunan higienitas
Pada kasus demensia yang sedang hingga berat, penderitanya dapat kehilangan kemampuannya dalam melakukan tugas sehari-harinya secara mandiri. Seseorang bisa menjadi tidak mampu mandi, berpakaian, mencuci rambut, menggosok gigi, atau menggunakan toilet sendiri.
- Kesulitan minum obat
Kondisi ini sangat memengaruhi kemampuan mengingat penderita demensia. Karena itu, mengingat untuk meminum obat dalam jumlah yang benar pada waktu yang benar dapat menjadi tantangan tersendiri.
- Kemunduran kesehatan emosional
Demensia dapat mengubah perilaku dan kepribadian. Beberapa perubahan tersebut dapat disebabkan oleh gangguan fungsi otak.
Sementara perubahan perilaku dan kepribadian yang lain mungkin disebabkan oleh reaksi emosional dalam menghadapi perubahan yang terjadi di otak. Demensia dapat berujung pada depresi, sifat agresif, kebingungan, frustasi, rasa cemas, dan gangguan disorientasi.
- Kesulitan dalam berkomunikasi
Dengan bertambah beratnya demensia, penderitanya dapat kehilangan kemampuan dalam mengingat nama orang dan benda serta masalah dalam berkomunikasi dengan orang lain atau memahami orang lain. Gangguan dalam berkomunikasi ini dapat menimbulkan perasaan gelisah, terisolasi, dan depresi.
- Delusi dan halusinasi
Penderita dapat mengalami delusi, yaitu ide/ pikiran yang salah tentang orang lain atau situasi yang ada. Beberapa orang, khususnya orang dengan demensia yang dapat memiliki halusinasi visual.
- Kesulitan tidur
Sesorang dapat mengalami kesulitan tidur, seperti bangun terlalu pagi. Sebagian lagi dapat memiliki sindrom tungkai gelisah atau gangguan perilaku tidur rapid eye movement (REM) yang dapat mempengaruhi tidur.
- Masalah keamanan diri
Oleh karena berkurangnya kemampuan untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah, beberapa situasi sehari-hari dapat menimbulkan ketidakamanan bagi penderita demensia. Contohnya saat menyetir, memasak, terjatuh, tersesat, dan mengatasi rintangan.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis, dokter akan meninjau riwayat penyakit dahulu, gejala- gejala saat ini, dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan-pemeriksaan lain yang akan dilakukan yaitu tes kognitif dan neuropsikologis, pemeriksaan neurologis / saraf, CT scan atau MRI otak, tes darah, dan pemeriksaan psikiatri.
Gejala
Tanda- tanda demensia dapat beragam, tergantung penyebabnya. Namun tanda dan gejala yang umum adalah:
-
Perubahan fungsi nalar
Hilangnya daya ingat, kesulitan berkomunikasi atau menemukan kata-kata, kesulitan melakukan tugas yang kompleks, kesulitan dalam perencanaan dan pengaturan, kesulitan dalam fungsi motorik dan koordinasi, dan masalah disorientasi seperti mudah tersesat.
-
Perubahan psikologis
Perubahan kepribadian, ketidakmampuan untuk menentukan sebab-akibat, ketidaksesuaian perilaku, paranoid, gelisah, dan halusinasi.
Pengobatan
Sebagian besar tipe demensia memang tidak dapat disembuhkan. Namun demikian, dokter akan membantu Anda dalam mengelola gejala- gejala yang ada untuk memperlambat dan memperkecil berkembangnya gejala. Misalnya dengan memberikan obat-obatan untuk mengatasi gangguan tidur dan terapi yang menolong penderita beradaptasi untuk hidup dengan demensia.
Beberapa gejala demensia dan masalah perilaku pada awalnya dapat diterapi dengan pendekatan non obat, seperti:
- Modifikasi lingkungan
- Modifikasi respon penderita
- Modifikasi tugas
Selain terapi di atas, saat ini juga terus dikembangkan terapi alternatif. Misalnya suplemen vitamin E, asam lemak omega-3, hingga Ginkgo biloba. Teknik- teknik lain juga bisa membantu menurunkan kegelisahan dan memberikan relaksasi. Misalnya dengan terapi musik, terapi menggunakan hewan peliharaan, aromaterapi, dan terapi pijatan.
Pencegahan
Pencegahan demensia cukup sulit untuk dilakukan. Meski demikian, ada beberapa langkah yang mungkin dapat membantu:
- Biasakan agar pikiran tetap aktif.
Aktivitas- aktivitas yang dapat merangsang otak, seperti puzzle dan permainan kata-kata, serta latihan daya ingat dapat memperlambat dan membantu mengurangi munculnya pikun atau demensia.
- Aktiflah secara fisik maupun sosial
Aktivitas fisik dan interaksi sosial dapat memperlambat munculnya demensia dan mengurangi gejala -gejalanya.
- Stop merokok
Beberapa studi menunjukkan bahwa merokok pada usia pertengahan dan lebih tua dapat meningkatkan risiko pikun atau demensia dan penyakit pembuluh darah. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko tersebut.
- Turunkan tekanan darah
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko beberapa tipe demensia.
- Kejarlah pendidikan
Orang- orang yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam pendidikan formal memiliki angka kejadian penurunan mental yang lebih rendah, walaupun mereka mempunyai kelainan otak.
- Pertahankan diet sehat
Memakan makanan sehat sangatlah penting untuk berbagai alasan. Makanan kaya akan buah, sayuran, dan asam lemak omega-3 yang banyak didapat dari ikan dan kacang, bermanfaat menunjang kesehatan secara keseluruhan dan menurunkan risiko terjadinya pikun atau demensia.
Penyebab
Demensia melibatkan kerusakan pada sel- sel saraf di otak, yang dapat terjadi pada beberapa area di otak. Gangguan ini dapat muncul dalam bentuk yang berbeda- beda pada tiap penderita, tergantung area otak yang terkena.
Pikun karena demensia juga dapat terjadi akibat kerusakan otak yang disebabkan karena berkurangnya aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Masalah pada pembuluh darah ini bisa terjadi karena banyak hal.
Beberapa di antaranya adalah stroke, infeksi katup jantung, atau kondisi lain pada pembuluh darah. Gejala biasanya muncul mendadak dan seringkali didapatkan pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi atau yang pernah mengalami stroke atau serangan jantung sebelumnya.
Berita Terbaru
Setelah Odegaard, Arsenal Siap Selamatkan Pemain Cadangan Real Madrid
Ketika Marga Huang Memilih Yogyakarta, Lebih dari Sekadar Reuni Keluarga
Tips Menghemat Listrik: 41 Cara Efektif Menekan Tagihan Bulanan
Closing Statement Gumelar-Rudi di Debat Terakhir, Mohon Maaf ke semua Elemen Masyarakat Kota Batu
Janji Gumelar-Rudi dalam Debat Publik Terakhir Pilkada Kota Batu
Panduan Lengkap Tips Debat untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi
AS-Indonesia Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Peternakan Sapi Perah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Dibanding Anies, Pakar Sebut Pengaruh Jokowi Lebih Kuat di Pilkada Jakarta
Arti Pin Garuda di Baju Gumelar-Rudi Saat Debat Pamungkas Pilkada Batu
Edy Rahmayadi Siapkan Strategi Jadikan Sumut Sebagai Provinsi Swasembada Pangan
Cedera Lutut Paul George Kambuh, Philadelphia 76ers Merana
Hipotermia Adalah Kedinginan Parah, Pahami Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya