Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Masih Percaya 3 Mitos Seks Ini?

Dari setumpuk mitos tentang seks, ketiga mitos ini masih tinggi dipercayai oleh banyak orang.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 20 Jun 2016, 22:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 22:00 WIB
Mitos seks
Dari setumpuk mitos tentang seks, ketiga mitos ini masih tinggi dipercayai oleh banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang percaya meremas payudara adalah cara kilat untuk memperbesar payudara atau wanita yang sering naik sepeda bisa tak perawan lagi.

Adapula yang percaya, jongkok setelah bercinta mampu mencegah kehamilan. Sayangnya, hal tersebut hanyalah mitos yang tak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Dalam laman Gurl, dikutip Senin (20/06/2016) disebutkan kalau para pasangan, baik pria dan wanita mengetahui ketujuh mitos seks berikut ini sebelum menikah.

1. Penis besar sama dengan kehidupan seks fantastis

Pikiran umum mungkin, penis besar akan memberikan kehidupan seks yang luar biasa. Namun kenyataannya, hal tersebut hanya mitos.

Seks fantastis bisa didapat apabila pria dapat mencapai G-spot wanita yang terletak sekitar dua inci dalam vagina. 

2. Ukuran penis lebih penting

Mitos penis memang tak ada habisnya, apalagi banyak wanita yang mendambakan penis besar agar aktivitas seks mereka tidak biasa-biasa saja. Namun benarkah mitos ini?

Semua penelitian menunjukan, beberapa orang mungkin memiliki keluhan atas ukuran penis pasangan mereka. Faktor pemicunya berasal dari koneksi psikologis, keintiman, dan kepuasan hubungan yang lebih penting daripada ukuran.

3. Makanan rangsang aktivitas seks

Beragam makanan yang dikonsumsi sehari-hari akan memberi pengaruh bagi tubuh. Bahkan sebatang cokelat saja dipercaya dapat menaikkan hasrat seksual pria dan wanita.

Mitos makanan yang meningkatkan seksualitas misalnya, dark chocolate yang dianggap afrosidiak. Kandungan dalam cokelat ini dapat merangsang hasrat seksual.

Sayangnya kepercayaan ini dipatahkan oleh para ilmuwan. Mereka menganggap, secara teknis, hampir semua jenis makanan afrodisiak hanya sugesti saja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya