Setelah 62 tahun, Pasangan Ini Dipaksa Tinggal Terpisah

Pasangan yang sudah menikah dan bersama-sama selama 62 tahun dari Kanada ini, berharap bisa menghabiskan sisa hidup mereka bersama-sama.

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 30 Agu 2016, 09:30 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2016, 09:30 WIB
orangtua
orangtua

Liputan6.com, Jakarta Pasangan yang sudah menikah dan bersama-sama selama 62 tahun dari Kanada ini, berharap bisa menghabiskan sisa hidup mereka bersama-sama. Namun sayangnya, sekarang mereka tidak bisa melihat dan bertemu setiap hari karena dirawat di rumah jompo yang terpisah.

Selama delapan bulan terakhir, Wolf dan Anita Gottschalk, telah dipaksa untuk hidup terpisah. Situasi yang menyedihkan ini membuat mereka berdua selalu menangis ketika harus berpisah beberapa kali dalam seminggu.

Wolfram and Anita Gottschalk

Cucunya, Ashley bartyik, mengendarai mobilnya hampir satu jam beberapa kali seminggu agar neneknya, Anita (81), dapat melihat kakeknya, Wolf (83), yang kini telah didiagnosis dengan limfoma selain penyakit demensianya.

“Ini foto paling menyedihkan yang pernah saya ambil. Seperti yang bisa Anda lihat, mereka saling menyeka air mata. Mereka menangis setiap kali bertemu satu sama lain, dan hal ini memilukan,” tulis Bartyik dalam postingannya di Faceboook. Meskipun kondisi mental Wolf melemah, namun kenangan dan cintanya untuk Anita “semakin tubuh kuat setiap hari.”

“Kami takut jika mereka terpisah lebih lama, memori kakek akan menghilang. Hal ini menyebabkan ketegangan dalam keluarga, bahkan kami bolak-balik membawa nenek selama 30 menit ke tempat kakek setiap dua hari, agar kakek tidak lupa pada nenek,” tulisnya.

Bartyik bahkan menulis perasaannya di Facebook dan memohon pada otoritas Fraser Health di Surrey British Columbia, untuk mempersatukan kembali kakek neneknya, sebelum demensia yang diderita Wolf makin memburuk.

“Sekarang dengan berita kanker ini perjuangan kita untuk membuat mereka berada di dalam fasilitas yang sama, menjadi lebih mendesak. Mereka layak mendapatkannya! Baik secara finansial, fisik, dan emosional. Kami ingin keadilan bagi kakek nenek saya untuk bisa menghabiskan sisa hidup mereka bersama-sama,” tulis Bartyik yang memohon pada otoritas tersebut, seperti yang dilansir dari people, Selasa (30/8/2016).

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya